Senin, 20 Februari 2017 14:31 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan porsi penumpang internasional dalam moda angkutan udara bertambah menjadi 30 persen pada 2019 dari yang saat ini 23 persen dari 89 juta penumpang.
"Kita menargetkan itu komposisi luar negeri kita 30 persen dari total penumpang di 2019," kata Budi usai Rapar Koordinasi Stimulus Paket Peningkatan Aksesibilitas Udara di Kementerian Pariwisata, Senin (20/2017).
Budi mengatakan untuk tahun ini ditargetkan bisa mencapai 25 persen penumpang internasional yang juga sebagai dukungan dalam mendorong banyaknya wisatawan mancanegara.
Namun, menurut dia, kebijakan untuk memberikan insentif terhadap penerbangan internasional, seperti potongan biaya mendarat (landing) tidak begitu efektif karena itu akan dievaluasi.
"Sejak saya di Angkasa Pura II itu sudah dilakukan, tapi menjadi pertanyaan mengapa tidak menarik, bisa jadi paketnya atau kota-kotanya kurang menarik, karena itu kita akan evaluasi ini," katanya.
Saat ini, lanjut dia, baru Kota Manado yang sudah menunjukan pertumbuhan banyaknya penumpang internasional dari Tiongkok dengan dibukanya penerbangan langsung.
Padahal, Budi menilai terdapat sejumlah bandara yang berpotensi seperti Bandara Kualanamu yang bisa menampung penumpang atau wisawatan di bagian Utara Indonesia, seperti India dan Timur Tengah.
"Ada upaya-upaya yang tersendat, kita harus mengevaluasi lagi seperti Bandara Kualanamu dan harusnya punya kapasitas sebagai sub-hub (peyangga)," katanya.
Namun, Budi mengatakan saat ini masih belum diperlukan untuk pemisahaan bandara domestik dan internasional karena yang diperlukan hanyalah perbaikan manajemen oleh operator bandara.
"Bandara-bandara luar negeri itu tidak besar, tidak mewah tapi dia menjadi satu penarik untuk turis," katanya.
Budi menyebutkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta hanya melayani 36 destinasi internasional, sementara itu bandara di Malaysia dan Singapura sudah lebih dari 100 destinasi internasional.
Karena itu, ia mengimbau kepada PT Angkasa Pura I dan II untuk mengoptimalisasi kapasitsa yang dimiliki, seperti ruang udara, slot terbang dan revitalisasi terminal.
"Karena itu, AP I dan II harus melakukan suatu reformasi terkait ruang slot yang ada dengan mengurangi slot-slot yang kurang penting dan memberikan ruang bagi slot internasional yang masuk," katanya.
Saat ini, dia mengatakan pergerakan pesawat di Bandara Soetta yaitu 86 pergerakan pesawat per jam dan akan ditingkatkan menjadi 110 pergerakan dengan beroperasinya landasan pacu ketiga.
"Jadi ada tambahan kurang lebih 30 slot, harapannya memberikan ruang yang besar kepada maskapai asing menuju Jakarta juga Bali," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong tiga upaya yang harus dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dalam mendukung upaya mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara, yaitu kerja sama layanan angkutan udara, navigasi udara dan bandara dan stimulus untuk pembukaan rute baru.
"Operator bandara ini kurang agresif mengembangkan bandara, di sisi lain memang bagus 'load factor' (tingkat keterisian) meningkat, tapi kapasitas semakin berkurang untuk menampung wisatawan," katanya.
Arief meminta tambahan empat juta kursi penerbangan untuk tahun ini agar tercapai kunjungan 15 juta wisman, untuk 2018 tambahan tiga juta kursi, 2019 3,5 juta kursi, sehingga tercapai 10,5 juta tambahan wisman di 2019. Budi Suyanto.
sumber: antaraP