Kamis, 09 Februari 2017 23:41 WIB

BI Kembali Bantah Cetak Uang di PT Pura

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi uang rupiah. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Bank Indonesia (BI) kembali menegaskan tidak pernah mencetak uang rupiah ke PT Pura Barutama seperti yang tersebar di media sosial baru-baru ini.

Sebab, pencetakan rupiah dilakukan di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). "Ada hubungan bisnis dan PT Pura memang iya. Karena PT Pura adalah salah satu pemasok bahan uang dari 14 bahan yang dibutuhkan untuk mencetak uang di Peruri," kata Eggi Gilkar, Asisten Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI di Bandung, Kamis (09/02/2017).

Pernyataan itu disampaikan Eggi ketika menjadi narasumber dalam acara Pelatihan Wartawan Ekonomi dari Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara di Hotel Crowne Plaza Bandung.

Jadi, lanjutnya, peran PT Pura dalam hal hanya sebagai perusahaan yang memproduksi salah satu bahan untuk mencetak uang, bukan sebagai perusahaan pencetak uang karena selama ini BI selalu mencetak uang di Peruri, bukan di tempat lain.

"Kami hanya pernah mencetak uang rupiah sekali di tempat lain, yakni di Australia untuk emisi tahun 1999 berupa uang kertas yang mirip plastik. Saat itu rupiah dicetak di Australia karena untuk uang jenis ini belum bisa dicetak di Indonesia," tuturnya.

Selama ini, lanjutnya, BI kerap diterpa berbagai isu yang seolah-olah BI tidak nasional, seperti isu uang yang ada gambar palu arit, mencetak uang di perusahaan lain, rupiah mirip mata uang China, hingga mencetak uang dengan nomor seri ganda menjelang Pemilu, padahal semua tuduhan itu tidak benar.

Dalam menyikapi berbagai tuduhan tersebut, BI memilah menjadi dua. Pertama memahami tuduhan sebagai persepsi masyarakat, kedua memahami tuduhan sebagai fitnah.

Apabila tuduhan dianggap persepsi, maka langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan sosialisasi. Sedangkan tuduhan yang dianggap fitnah, maka yang ditempuh adalah dengan melaporkan kepada kepolisian.

Tuduhan yang ditangkap dengan bersosialisasi dan pemahaman seperti rupiah yang dinilai mirip mata uang China dan tuduhan gambar palu arit. Sedangkan tuduhan yang bersifat fitnah seperti mencetak uang di PT Pura, pihaknya melaporkan ke polisi.

"Jenis warna itu terbatas, sementara semua negara di dunia juga mencetak uang sehingga ada persepsi rupiah mirip uang negara lain. Padahal menurut saya, rupiah tidak mirip dengan uang China, justru mirip uang di negara-negara Eropa" ucap Eggi.(exe/ist)