Minggu, 22 Januari 2017 09:47 WIB
MAKASSAR, Tigapliarnews.com - Isu Antraks menyebar di wilayah Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta dilakukan operasi pemusnahan ternak yang terjangkit virus itu.
"Pasti harus diadakan operasi," kata JK, di kediamannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (22/1/2017).
JK menegaskan harus ada perlakukan khusus terhadap terduga pasien terjangkit antraks agar tidak menjalar dan bisa segera ditangani dengan baik.
"Harus ada perlakukan khusus terhadap mereka para pasien ini," tandas JK.
Selain dilakukan pemusnahan terhadap hewan ternak yang terjangkit, Wapres JK menilai isu antraks ini akan membuat masyarakat takut untuk makan daging.
Karena itu, JK kembali mengingatkan untuk segera dilakukan operasi pencegahan.
"Ini sangat berbahaya. Biasanya kalau ada terbuka begitu kadangkala orang takut. Bahayanya masyarakat takut makan daging," terangnya.
"Kementerian kesehatan harus operasi pencegahan agar tidak menyebar," tegas JK.
Sebelumnya telah beredar di sosmed adanya beberapa orang terjangkit virus antraks. Kasus tersebut muncul setelah tersebar surat pemberitahuan No.YK.01-02/I/1222/2017 dari RSUP Sardjito kepada Dinas Kesehatan Sleman, jika HA kelahiran 18 Maret 2008 itu meninggal akibat virus antraks.
Lebih lanjut, JK menjelaskan untuk menangani hal tersebut diperlukan operasi khusus.
Namun demikian, baik Dinas Kesehatan Sleman maupun RSUP Sardjito membantah isi surat tersebut.
Tidak hanya surat, pesan berantai di group-group warga pun bermuculan. Pesan berantai tersebut meminta agar masyarakat menghindari wilayah Godean dan Sardjito. Dalam pesan berantai tersebut, warga dilarang untuk memakan daging sapi.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Nurulhayah menjawab jika isi surat tersebut ngawur. Menurutnya, penyebab meninggalnya korban HA akibat radang selaput otak.
Hasil uji laboratorium RSUP Sardjito yang menyatakan HA positif terjangkit bacillus anthracis atau antraks masih didalami.
Dijelaskan Nurul, usai menerima Informasi dari RSUP Sardjito Dinkes Sleman langsung menerjunkan tim ke Simping Sidomoyo Godean. Tim observasi langsung melakukan investigasi ke rumah suspect dan lingkungan sekitar.
Hasilnya, lanjut Nurul, suspect yang berusia delapan tahun itu sebelumnya tidak memakan daging sapi. Selain itu, di lingkungan suspect juga tidak ditemukan hewan ternak.
sumber: antara