Rabu, 11 Januari 2017 08:35 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden baru Ghana dihujani kritik setelah sejumlah pernyataan dalam pidato pelantikannya diketahui mengutip dari pidato para pemimpin Amerika Serikat (AS).
Hal itu dianggap memalukan bagi sebuah negara yang telah dipuji sebagai salah satu negara demokrasi terkuat di Afrika. Presiden Nana Akufo-Addo diambil sumpah jabatan pada Sabtu pekan lalu setelah ia memenangkan pemilu.
Saat berpidato, satu baris dalam sambutannya hampir identik dengan frase yang digunakan Presiden AS, Bill Clinton, pada pidato pelantikannya pada tahun 1993 seperti dikutip dari ABC News, Selasa (10/01/2017).
Pidato Akufo-Addo terkandung kalimat berikut: "Meskipun tantangan kami begitu menakutkan, begitu juga dengan kekuatan kami. Warga Ghana pernah menjadi begitu gelisah, mencari-cari, masyarakat yang penuh pengharapan. Dan tugas kita hari ini membawa visi dan kehendak orang-orang yang datang sebelum kami."
Pada tahun 1993, Clinton mengatakan: "Meskipun tantangan kami begitu menakutkan, begitu juga dengan kekuatan kami. Warga Amerika pernah menjadi begitu gelisah, mencari-cari, masyarakat yang penuh pengharapan. Dan tugas kita hari ini membawa visi dan kehendak orang-orang yang datang sebelum kami."
Tidak hanya itu, frase lain dalam pidato Akufo-Addo hampir sama dengan pidato pengukuhan yang diberikan mantan Presiden George W. Bush pada 2001.
Pidato Akufo-Addo ini juga berisi kalimat ini. "Saya meminta Anda untuk menjadi warga negara: warga negara, bukan penonton; warga, bukan subyek; warga yang bertanggung jawab membangun masyarakat dan bangsa kita."
Pada 2001 pelantikannya, Bush mengatakan: "Saya meminta Anda untuk menjadi warga negara: Warga, bukan penonton; warga, bukan subyek; warga yang bertanggung jawab membangun masyarakat dengan pengabdian dan bangsa yang berkarakter."
Terkait hal ini, Presiden Ghana menolak berkomentar meski kabar ini terus menyebar di media sosial setelah pelantikannya. Akufo-Addo dinyatakan sebagai pemenang pemilu pada 7 Desember lalu setelah mengalahkan John Dramani Mahama.(exe/ist)