Selasa, 10 Januari 2017 07:14 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Salah satu orang terkaya di China sekaligus pendiri dan bos Alibaba, Jack Ma, pernah mengatakan hubungan Amerika Serikat dan China haruslah dibentuk secara sehat dan positif agar bisa memecahkan banyak masalah.
“Tapi kalau mereka tidak bekerja satu sama lain, itu akan menjadi bencana,” ujar Ma kepada CNN, mengomentari kemenangan Donald John Trump dalam Pilpres AS.
Ma pun optimistis bahwa Trump yang suka digambarkan rajin mengkritik China, tidak akan menerapkan ancaman kampanyenya terhadap China setelah dilantik.
Senin (09/01/2017) waktu Amerika Serikat, Ma terbang ke Trump Tower di New York, untuk melakukan pertemuan besar dengan calon orang nomor satu di Negeri Abang Sam. Melansir dari CNBC, Jack Ma menawarkan kepada Trump untuk menciptakan satu juta lapangan kerja di Amerika selama lima tahun ke depan.
Ma mengatakan ia meminta izin kepada Trump agar Alibaba dapat ekspansi dan fokus ke produk pakaian, makanan, dan buah-buahan, terutama di kawasan Midwest. “Kami berfokus tentang usaha kecil. Kami secara khusus berbicara tentang mendukung satu juta usaha kecil, terutama di Midwest. Banyak produk pertanian dan jasa Amerika bisa dijual ke China dan Asia,” ujarnya.
Mengutip Business Insider, Senin (9/1/2017), Ma berjanji membantu usaha kecil dan menengah serta petani AS untuk menjual hasil produknya ke China, karena Negeri Tirai Bambu saat ini memiliki 300 juta masyarakat kelas menengah.
Dalam pertemuan tersebut, Jack Ma dan Trump akan fokus pada rencana ekspansi perusahaan e-commerce China ke Amerika. Dan menurut juru bicara Trump dan Alibaba, keduanya akan melakukan pertemuan lanjutan setelah “pertemuan besar”.
“Kami memiliki pertemuan besar dan pertemuan pengusaha besar. Salah satu yang terbaik di dunia. Ia (Jack Ma) mencintai negara ini (Amerika) dan mencintai China,” ungkap Trump dari markasnya di Trump Tower di New York. “Saya dan Jack akan melakukan beberapa hal-hal besar”.
Pertemuan Trump dan Jack Ma terjadi beberapa pekan setelah Trump bertemu dengan juragan teknologi asal Asia lainnya, Masayoshi Son, CEO SoftBank. Perusahaan teknologi Jepang tersebut berencana berinvestasi di Amerika dan akan membantu menciptakan 50.000 lapangan kerja.
Balik ke soal Alibaba, menurut data Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Alibaba memiliki 36.446 karyawan per 31 Maret 2016. Sementara, rival mereka, Amazon memiliki 230.800 karyawan hingga akhir 2015.
Perusahaan milik Jeff Bezos itu menciptakan lapangan kerja melalui tenaga penjual, kontraktor, dan jasa pendukung. Walmart mempekerjakan 2,3 juta pekerja di seluruh dunia dengan 1,5 juta tenaga kerja di AS.
Meski jumlah pekerja Alibaba di AS masih sedikit, namun pertemuan Trump dengan Jack Ma menjadi secercah harapan terang di tengah ketegangan antara Republik Rakyat China dan Donald Trump.
Dalam kampanyenya, Trump mengusulkan untuk menaikkan tarif masuk 45 persen bagi produk China dan mempererat hubungan AS-Taiwan, dengan menampik kebijakan Satu China.
Namun menurut Ma, melalui komunitas bisnis akan membantu AS dan China memahami situasi politik mereka menjadi lebih baik. “Saya berpikir bahwa China dan Amerika Serikat harus memperkuat hubungan, harus lebih ramah,” ujarnya.
Dan lanjut pria bernama asli Ma Yun itu, pintu sangat terbuka bagi kedua negara untuk membahas hubungan dan masalah perdagangan. “Saya pikir presiden terpilih (Trump) sangat cerdas. Dia sangat berpikiran terbuka untuk mendengarkan. Saya mengatakan kepadanya gagasan saya tentang bagaimana meningkatkan perdagangan, terutama meningkatkan usaha kecil dan perdagangan lintas batas”.
Lelaki kelahiran Hangzhou, 52 tahun lalu, itu menambahkan bahwa Trump memiliki keprihatinan dan memiliki solusi, sehingga jagoan partai Republik tersebut ingin berdiskusi dengan China dan pengusaha Negeri Tirai Bambu.
Meski demikian, pertemuan Trump dengan Jack Ma masih merupakan langkah awal. Pasalnya Trump juga kritis terhadap Amazon. Selama kampanye, Trump kerap mengkritik Amazon karena struktur pajak mereka.
Begitu pula dengan Alibaba yang memiliki hubungan rumit dengan regulator Amerika. Alibaba sedang menghadapi penyelidikan oleh SEC tentang metode akuntansi mereka tahun lalu. Anak usaha Alibaba, Taobao--situs berbelanja berbahasa Mandarin--telah ditegur oleh pejabat perdagangan Amerika karena dituding menjual barang-barang palsu.(exe/ist)