Minggu, 25 Desember 2016 19:23 WIB

Pembunuhan Duta Besar Rusia Dianggap Terencana

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Dalam Negeri Turki mengatakan pembunuhan terhadap Duta Besar Rusia Andrey Karlov adalah pembunuhan terencana dan direncanakan.

Ia mengatakan hal itu tidak terjadi atas inisiatif pembunuh atau atas dasar dendam pribadi. "Pada tahap ini, kita telah jelas melihat hubungan dengan gerakan teroris Fethullah Gulen. Pembunuhan itu bukan hasil dari inisiatif individu. Serangan teroris direncanakan, " kata Suleyman Soylu seperti dikutip Russia Today dari Anodulu, Minggu (25/12/2016).

Soylu menambahkan bahwa para penyelidik mencoba untuk mengidentifikasi link pelaku Mevlut Altintas dengan organisasi teroris baik di dalam maupun luar negeri.

Penyidik sudah menggali rincian sangat penting dari serangan itu, tapi pada saat ini otoritas Turki memutuskan untuk tidak memberikannya kepada masyarakat.

Soylu lantas mengungkapkan harapannya bahwa hubungan Turki-Rusia tidak akan ternoda oleh tragedi itu saat ia menyatakan belasungkawa kepada keluarga Karlov.

Terkait hal ini, tim penyelidik Rusia yang tengah bekerja di Turki belum membuat komentar definitif mengenai afiliasi pembunuh atau motif.

Karlov ditembak mati saat ia menyampaikan pidato pada pembukaan pameran yang disebut 'Rusia di Mata Turki' di sebuah galeri seni di Ankara, Senin. Pria bersenjata, yang tewas di tempat kejadian, diidentifikasi sebagai Mevlut Altintas, anggota pasukan polisi anti huru hara Ankara.

Para pemimpin Turki bergegas untuk menuduh teroris Organisasi Fethullah (Feto) berada di balik pembunuhan Karlov dalam tawaran yang jelas untuk memutuskan hubungan Rusia-Turki. Feto adalah organisasi tokoh oposisi Turki Fethullah Gulen yang kini berada di Pennsylvania Amerika Serikat (AS).

Namun, Gulen membantah terlibat dalam pembunuhan itu. Gulen secara eksplisit mengatakan bahwa Mevlut Altintas bukan anggota dari Feto bersamaan dengan ia menyatakan belasungkawa kepada keluarga Karlov.

"Hal ini jelas bahwa dia tidak ada hubungannya dengan gerakan di masa lalu dan masa kini," kata Gulen dalam sebuah video yang diposting di YouTube.(exe/ist)
0 Komentar