Jumat, 16 Desember 2016 07:10 WIB

Presiden Filipina Terancam Dimakzulkan

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pihak oposisi Filipina meminta agar Parlemen memakzulkan Presiden Rodrigo Duterte.

Permintaan ini muncul setelah Duterte mengakui dia telah membunuh seorang pengedar narkoba dengan tangannya sendiri. Permintaan tersebut disampaikan oleh politisi oposisi senior, sekaligus kritikus paling keras pemerintahan Duterte, Senator Leila De Lima.

De Lima menyatakan, Duterte telah melakukan kejahatan berat, oleh karena itu ia harus dimakzulkan. "Ini adalah pembunuhan massal. Kejahatan tingkat tinggi adalah dasar untuk memakzulkan (Duterte) di bawah konstitusi," kata De Lima dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir CNN pada Kamis (15/12/2016).

"Kami, warga Filipina takut akan Tuhan, karena kami adalah negara Katolik. Dan, oleh karena itu kita semua tahu pembunuhan adalah hal yang buruk, hal yang sangat gila. Membunuh adalah melawan hukum manusia dan hukum Tuhan," sambungnya.

Sebelumnya diwartakan, Duterte mengaku pernah membunuh tersangka kasus narkoba dengan tangannya sendiri saat dia masih menjabat sebagai Walikota Davao. Duterte membuat pengakuan itu di depan forum bisnis pada Senin malam.

Duterte menceritakan, saat menjabat sebagai Walikota Davao, dia mengendarai sepeda motor besar mirip Harley Davidson untuk berpatroli di jalan-jalan. Saat patroli itulah, dia berkelahi, memburu dan membunuh tersangka kasus narkoba.

Saat itu, ia mengatakan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang dilemparkan kepadanya oleh kelompok-kelompok HAM lokal dan internasional tidak akan menghentikannya dalam perang melawan narkoba.

”Jika saya takut (dan) berhenti karena hak asasi manusia, maaf, saya tidak akan melakukan itu,” ucapnya.

”Anda (ingin) menangkap saya? Menggulingkan saya? Silakan. Begitu halus. Menggulingkan saya? Baik. Membunuh saya? Lebih baik. (Lagi pula) saya memiliki migrain ini setiap hari,” kata Duterte.(exe/ist)
0 Komentar