JAKARTA, Tigapilarnews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Deputi Bidang Informasi, Hukum, dan Kerja Sama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Eko Susilo Hadi sebagai tersangka penerima suap. Eko Susilo menerima uang Rp 2 miliar diduga terkait pengadaan satelit monitoring di Bakamla."Setelah melakukan pemeriksaan 1 kali 24 jam pasca penangkapan dan gelar perkara, KPK meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan sejalan dengan penetapan 4 orang sebagai tersangka. Mereka adalah HST, MAO, FD Direktur PT MTI, dan ESH," kata Ketua KPK Agus Rahardjo dalam jumpa pers di gedung KPK, kamis (15/12/2016).Operasi tangkap tangan (OTT) ini dilakukan pada Rabu (14/12/2016) di dua lokasi terpisah. Mulanya petugas KPK menangkap HST dan MAO di parkiran kantor Bakamla, Jl Soetomo, Jakpus, sekitar pukul 12.30 WIB. Penangkapan dilakukan setelah HST dan MAO menyerahkan uang kepada Eko Susilo Hadi."Penyidik kemudian mengamankan ESH di ruang kerja beserta jumlah uang Rp 2 miliar, dalam mata uang SGD dan USD," kata Agus.Usai penangkapan itu, penyidik KPK mengamankan DSR di kantor PT MTI di Jl Imam Bonjol, Jakpus. HST, MAO, dan FD disangkakan melanggar Pasal 5 Ayat 1 huruf a atau Pasal 5 Ayat 1 huruf b atau Pasal 13 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan Eko Susilo Hadi dikenai Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.