Rabu, 14 Desember 2016 15:19 WIB
) yang memicu sentimen masyarakat untuk memiliki pemimpin atau Gubernur baru."Seperti kita lihat dari hasil survei dilakukan masyarakat Jakarta butuh pemimpin baru lebih dari 50 persen, sedangkan yang tetap memilih gubernur lama hanya sebesar 22,1 persen, dan yang tidak menjawab 17,6 persen," ujar Tim Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, di kawasan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2016).Dirinya menambahkan, kenaikan jumlah masyarakat yang menginginkan Gubernur Jakarta baru bukan hanya terjadi di Desember saja, terlihat dari Maret 24,7 persen ke Juli 31,5 persen mengalami kenaikan hingga 6,8 persen."Sedangkan di bulan Oktober 48,6 persen ke November saja 52,6 persen, dan masuk Desember mencapai 60,3 persen, jika dibandingkan dari Maret sampai Desember 2016, maka total peningkatan sebesar 35,6 persen sentimen ingin Gubernur baru," tambahnya.Selain itu, Hasil survei tersebut sudah dimulai dari tanggal 3 hingga 8 Desember 2016 di wilayah Jakarta, dan dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden pun dipilih menggunakan metode mutistage random sampling, margin of eror survei 4,8 persen."Dan dilengkapi juga dengan kulitatif riset (focus group discussion, media, analisis dan indepth interview, semua pemilih di DKI Jakarta mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden," pungkasnya.