JAKARTA, Tigapilarnews.com- Adanya serangan yang dilakukan ISIS terhadap Palmyra, Suriah dari wilayah Mosul, Irak, yang berujung pada didudukinya kembali kota itu oleh ISIS, menunjukan serangan itu memang sengaja dibiarkan.Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Lavrov mengatakan, dia sedikit bertanya-tanya bagaimana bisa koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) tidak melihat iring-iringan anggota ISIS yang jumlah ribuan dari Mosul menuju Palmyra.Serangan di Palmyra dilaporkan dilakukan oleh 4.000 anggota ISIS. Dia juga menyebut, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (13/12), serangan itu kemungkinan besar ditujukan untuk memecah konsentrasi pasukan pemerintah Suriah, yang sedang fokus di Aleppo timur."Fakta ISIS melancarkan serangan mereka pada Palmyra dari Irak dan dari Mosul, serta dan berbaris melalui wilayah diawasi oleh pesawat dari koalisi pimpinan AS membuat saya berpikir dan saya benar-benar berharap untuk salah di sini. Serangan itu diatur dan dikoordinasikan untuk memberikan jeda bagi para pemberontak yang bercokol di Aleppo timur," kata Lavrov.ISIS berhasil merebut kembali kota kuno di Suriah tersebut. ISIS berhasil merebut Palmyra setelah berhasil memukul mundur tentara Suriah yang berjaga di kota tersebut.Ini adalah kali kedua ISIS merebut kota yang juga merupakan situs UNESCO tersebut. ISIS pertama kami menguasai kota itu Mei tahun lalu, dimana di Palmyra, ISIS menimbulkan kerusakan parah di banyak situs kuno.(exe/ist)