NEW YORK, Tigapilarnews.com - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah presiden baru terpilih, Donald Trump memilih batal menandatangani kesepakatan dagang dalam platform Kemitraan Lintas-Pasifik (Trans-Pacific Partnership) yang digagas sejak 2013. Sebagai gantinya, AS mempertegas bentuk hubungan US-ASEAN Connect.Hal tersebut dipertegas kembali Kementerian Luar Negeri AS saat menerima rombongan delegasi FPKS DPR-RI di New York, Jumat(2/12/2016) kemarin.FPKS melakukan kunjungan kemitraan ke parlemen, lembaga politik dan pemerintah AS. Delegasi FPKS terdiri dari Mahfudz Abdurahman (Komisi V), Ahmad Zainuddin (Komisi IX), Hadi Mulyadi (Komisi VII), dan Chaerul Anwar (Komisi II).Delegasi disambut Deputi Manajer Biro Urusan Timur dan Pasifik Kemenlu AS Timothi P Trenkle, Penasihat Militer Korps Marinir AS Mayor Michael J Borneo, dan senior Indonesia desk officer Elizabeth Hattingh."Tapi masih banyak peluang kerjasama ekonomi dagang yang bisa dijalin dengan Indonesia di sisi lain. Cara lain untuk meningkatkan kerjasama ekonomi. Banyak perusahaan AS yang melihat Indonesia kaya akan sumber daya alam berlimpah namun masih ada hampatan dalam hal tranparansi dan regulasi," ujar Trenkle.Trenkle mengatakan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan delegasi soal pembatalan AS meneken TPP. Lebih lanjut Trenkle mengatakan, ASEAN merupakan mitra dagang terbesar keempat bagi AS. Tidak mungkin menurutnya, hal tersebut diabaikan oleh AS."Kami punya US-ASEAN Connect, yang sudah dilaunching Februari 2016. Ini adalah economic engagement, framework strategis bisnis AS dan ASEAN," cetusnya.Selain bicara soal ekonomi, pertemuan delegasi FPKS dengan Kemenlu AS juga membahas masalah terorisme, pertahanan, dan maritim.Sementara itu, Ahmad Zainuddin mengatakan, parlemen Indonesia memberi apresiasi sikap pemerintah Indonesia untuk bergabung ke dalam TPP. Hal tersebut merujuk pada kunjungan Presiden Joko Widodo ke Washington beberapa waktu lalu.Namun menurut Zainuddin, keputusan Presiden Trump yang membatalkan keterlibatan AS ke dalam TPP berdampak pada terancamnnya kemitraan dagang terbesar di Asia Pasifik tersebut juga akan batal."Kita dikejutkan dengan pernyataan Trump pada hari pertama bekerja sebagai residen akan membatalkan menandatangani TPP. Mungkin ini perlu pandangan, secara umum kita berkepentingan supaya kerjasama ekonomi Indonesia tidak berat sebelah terutama dengan negara-negara yang dekat dengan Indonesia," imbuh Zainuddin.