JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sebuah tim yang dipimpin oleh mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Kofi Annan, tiba di bagian barat laut negara bagian Rakhine, Myanmar.Kedatangan Annan dan timnya untuk mengatasi penderitaan Muslim Rohingya di tengah tindakan keras militer Myanmar yang telah menewaskan sedikitnya 86 orang dan membuat 10 ribu orang melarikan diri ke Bangladesh.Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/12/2016), Annan akan menghabiskan beberapa hari di ibukota negara bagian, Sittwe, sebelum melakukan perjalanan ke utara.Wilayah tersebut telah berada di bawah pengawasan yang ketat sejak militer melancarkan sapuan pasca penyerangan pos perbatasan oleh militan pada 9 Oktober lalu.Kedatangan tim Kofi Annan ini disambut dengan aksi demonstrasi. Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan "Tolak Komisi Kofi Annan" dan meneriakkan yel-yel "Kami tidak ingin komisi Kofi Annan".Polisi, beberapa di antaranya mengenakan rompi antipeluru dan membawa senapan, tampak melibihin jumlah pengunjuk rasa."Rakhine adalah masalah internal. Kami tidak bisa menerima gangguan dari luar. Kami tidak perlu orang asing untuk urusan internal kami. Hal ini menunjukkan bagaimana pemerintah tidak bisa menangani masalah ini," kata Maung Khin, seorang petani yang ikut dalam aksi protes.Para pejabat PBB pekan ini mengatakan ebih dari 10.000 orang telah melarikan diri ke Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir.Militer dan pemerintah Myanmar telah menolak tuduhan oleh warga dan kelompok-kelompok hak asasi bahwa tentara telah memperkosa wanita Rohingya, membakar rumah dan membunuh warga sipil selama operasi militer.(exe/ist)