JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kondisi perekonomian yang masih melambat hingga saat ini, turut dirasakan oleh para pelaku industri manufaktur atau permesinan di Indonesia. Dimana angka penjualan mereka belum mengalami kenaikan secara signifikan.Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka untuk terus bertahan. Seperti halnya yang dialami oleh PT.Intermesindo Raya, sebagai salah satu agen distributor mesin-mesin manufaktur produksi Negara Taiwan.Menurut Wakil Direktur PT.Intermesindo Raya, Atan, terakhir kali pihaknya mencatatkan penjualan tertinggi itu pada tahun 2012 lalu. Setelah itu angka penjualan mereka mengalami penurunan, terlebih ketika rupiah terpuruk pada 2015 lalu."Sekarang kan kondisi lagi begini, lumayan berkurang. Sekarang lagi krisis. Mudah-mudahan tahun 2017 bisa lebih baik. Soalnya krisis ini kan internasional, bukan hanya Indonesia. Penurunannya sampai 60 persen, dibanding 2012," kata Atan, Jumat (18/11/2016).Namun dia menatap masa depan dunia industri manufaktur Indonesia dengan semangat yang positif, terutama di bidang otomotif. Pasalnya Atan mengaku optimis, bahwa keunggulan mesin-mesin manufaktur asal Taiwan akan dapat bersaing dengan produk negara lain.Mesin-mesin Taiwan yang menjadi andalan penjualan PT.Intermesindo Raya, jelas Atan, yakni mesin computer numerical control (CNC) merek Focus FCL-140 dan Yin Jhan Shin NC-32. Keduanya termasuk golongan 'lathe machine' atau mesin bubut.Atan pun menuturkan, untuk mesin NC yang secara kualitas dibawah CNC, lebih banyak dipakai oleh bengkel-bengkel kelas menengah kebawah. Tapi secara mutu, mesin tersebut katanya sudah jauh diatas mesin-mesin asal Cina."Selain harga yang tidak mahal, kecepatan dan hasilnya pun lumayan bagus. Tapi kalau mau yang lebih baik lagi, pakai yang CNC. Tapi harganya lebih mahal dari NC. CNC itu khusus untuk yang lebih canggih, lebih berkualitas. Tapi secara umum, NC sudah cukup baik," ujarnya.Perbedaan signifikan antara mesin NC dan CNC, lanjut Atan, hanya terletak pada proses pemakaiannya. "Kalau yang CNC kan otomatis, settingan bisa banyak macam, proses kerjanya lebih banyak. Yang NC secara umum. Jadi settingan-nya lebih banyak CNC," tutur dia.Tak hanya mesin bubut, PT.Intermesindo Raya katanya juga mendistribusikan mesin-mesin Taiwan jenis yang lainnya. Yakni seperti 'milling machine', kemudian mesin drill atau bor, hingga mesin grinding yang berfungsi untuk meratakan permukaan."Kita distribusi kebanyakan untuk pabrik yang suplai ke Honda. Ada ratusan lah (perusahaan di Indonesia yang memakai mesin tersebut). Kita kebanyakan memang khusus sparepart motor. Kebanyakan Honda, Suzuki juga ada," ucapnya.Terkait bagaimana prediksi perkembangan dunia industri manufaktur di Indonesia, Atan sangat berharap pemerintah dapat menggenjot daya beli masyarakat, yang tentunya dapat berdampak kepada penjualan otomotif dan mesin-mesin manufaktur."Kalau pembelian otomotif naik, ya kita bisa ikut naik. Jadi tergantung pasar. Secara kualitas mesin Taiwan jauh lebih baik. Jadi soal mutu sangat terjamin. Lalu kalau ada masalah, kita ada layanan servis, ada teknisi sendiri dari Indonesia yang sudah dilatih," tukas dia.