Selasa, 15 November 2016 23:58 WIB

Pangkolinlamil Ibaratkan Indonesia Gadis Seksi

Editor : Eggi Paksha

Laporan: Ryan Suryadi

JAKARTA, Tigapilarnews.com – Ada enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Ancaman tersebut yakni, menipisnya cadangan minyak dunia, meningkatnya jumlah penduduk dunia, berkurangnya sumber pangan air dan energi, masalah terorisme, meningkatnya penyalahgunaan narkoba, dan persaingan ekonomi global yang ketat.

Demikian dikatakan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Muda TNI I. G. Putu Wijamahaadi, saat menyampaikan instruksi dan penekanan arahan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo kepada seluruh prajurit dan PNS di jajaran Kolinlamil, di Gedung Laut Natuna, Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Selasa (14/11/2016).

Lebih lanjut Putu mengatakan, Indonesia saat ini ibarat gadis seksi yang menjadi rebutan negara lain. Itu karena kaya akan sumber daya alam yang menjadi salah satu negara equator di dunia, di mana pertumbuhan vegetasinya tidak pernah habis.
“Indonesia sebagai salah satu negara equator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning yang patut menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia di masa yang akan datang,” ujarnya.

“Kekayaan alam Indonesia pernah disampaikan Presiden Soekarno, suatu saat nanti negara lain akan iri. Presiden Joko Widodo saat baru dilantik menyampaikan hal yang sama. Kaya akan sumber daya alam bisa menjadi petaka,” imbuh pati berbintang dua dipundak ini kepada jajaran Kolinlamil.

Dalam kesempatan tersebut, Putu menyampaikan bahwa beberapa negara Arab Spring seperti Irak, Libya, Suriah saat ini mengalami konflik akibat perang saudara yang dipicu oleh permasalahan dalam negerinya, seperti agama dan terorisme.

Permasalahan dalam negeri mereka dijadikan sebagai alasan untuk masuknya negara lain ikut campur urusan dalam negeri terkait kepentingan minyak.

Sementara itu terkait aksi damai 4 November 2016, Pangkolinlamil menyambungkan pernyataan Panglima TNI, apabila aksi damai tersebut tidak ditangani dengan baik dan bijaksana, maka tidak menutup kemungkinan akan ditunggangi oleh kepentingan politik yang mengakibatkan bangsa Indonesia mengalami kerugian.(exe/ist)
0 Komentar