Minggu, 23 Oktober 2016 15:59 WIB

Anies: Glodok Adalah Cermin Keberagaman

Editor : Hermawan
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menilai pembangunan Jakarta ke depan harus mampu menggerakkan berbagai elemen masyarakat dalam gerakan maju bersama.

Selain itu, menghargai dan menghormati berbagai perbedaan yang ada juga sangat penting. Dan, cermin keberagamaan yang mampu menghormati berbagai bentuk perbedaan itu sepatutnya tergambarkan dalam pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta 2017.

nies mengatakan, Jakarta adalah ibukota negara. Oleh sebab itu, pelaksanaan Pilgub DKI 2017 harus mampu menampilkan contoh yang baik kontestasi dalam keberagaman demi kemajuan bersama warga Jakarta.

"15 Februari 2017, bukanlah kita memilih Agus, Basuki, atau Anies. Tapi, 15 Februari itu adalah hari yang menentukan bagaimana warga ingin melihat Jakarta berubah 5 tahun ke depan," kata Anies di sela-sela kunjugannya ke Pasar Glodok Jakarta, Minggu (23/10/2016).

Anies melanjutkan, kota Jakarta adalah jarum dalam tenun kebangsaan. Membangun Jakarta tidak boleh abai dengan kesenjangan dan potensi perpecahan. Pembangunan harus berjalan sebagai gerakan bersama, maju bersama, rukun bersama, dan aman bersama.

Anies mencotohkan, salah satu cermin keberagamaan di ibu kota itu terlihat dari keberadaan Glodok di Jakarta.

Glodok adalah salah satu bagian dari kota lama Jakarta. Masa Hindia Belanda dikenal sebagai Pecinan terbesar di Batavia. Mayoritas warga Glodok merupakan keturunan Tionghoa. Saat ini, dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta, Indonesia.

"Glodok dapat dikatakan cermin ke-Bhinneka-an. Terdapat beberapa rumah ibadah yang memiliki nilai sejarah, seperti Gereja Santa Maria de Fatima, Klenteng Kim Tek Ie, dan Klenteng Toa Se Bio," tutur Anies.

Anies menuturkan apbila dipercaya memimpin Jakarta lima tahun ke depan, maka dia dan Sandiaga Uno bertekad membangun kehangatan hubungan antarwarga ibu kota.Nuansa kebersamaan antarmasyarakat itu tentu sangat berguna dalam mencegah berbagai bentuk persoalan sosial di ibukota, termasuk mencegah potensi konflik dan SARA.

Anies mengatakan, pemimpin Jakarta ke depan, sebaiknya adalah pemimpin yang mau menghormati, menghargai, dan dekat dengan warganya. Sehingga berbagai persoalan yang muncul dapat diselesaikan secara bersama-sama.

"Karena itu Jakarta harus memilih pemimpin yang menghormati rakyatnya, menghargai rakyatnya," ujar Anies

 
0 Komentar