JAKARTA, Tigapilarnews.com- Situs anti-kerahasiaan WikiLeaks kembali membocorkan dokumen e-mail kandidat Presiden Amerika Serikat (AS), Hillary Rodham Clinton.Dibocoran surat elektronik itu terungkap rahasia bagiamana pasukan Navy Seal AS bisa menemukan dan membunuh pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden, di Pakistan.Dokumen itu sebenarnya pidato rahasia Hillary di hadapan para bankir Wall Street di Toronto tahun 2013. ”Saya berada di kelompok kecil yang direkomendasikan untuk presiden, dia bergerak setelah bin Laden,” kata Hillary Clinton dalam pidato tersebut.”Jumlah personel yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi cukup kuat, beritindak setelah lebih dari satu dekade. Dan kemudian tiba-tiba meletakkan matriks ini bersama-sama. Orang ini digunakan untuk melindungi bin Laden. Dia baru saja membuat panggilan telepon. Dia mengatakan ini dalam panggilan telepon. Kita perlu mencari tahu di mana dia. Maka kita perlu mengikutinya,” lanjut Hillary.Namun, sosok “dia” yang jadi petunjuk tim Navy Seal untuk menemukan jejak dan membunuh Osama bin Laden itu masih misterius. ”Dan itu adalah bagaimana kita menemukan orang ini di Abbottabad (Pakistan),” lanjut pidato Hillary mengacu pada operasi tim Navy Seal terhadap Osama bin Laden pada Mei 2011, seperti dikutip Daily Mail, Senin (10/10/2016).Selain rahasia pembunuhan terhadap Osama, WikiLeaks juga membocorkan e-mail yang dikirim ke Komite Nasional Demokrat (DNC) pada 7 April 2015.E-mail itu mengungkap bahwa Hillary menggerakkan timnya agar Donald Trump menang di bursa calon presiden Partai Republik sehingga dia bisa mengalahkan rivalnya itu dengan mudah pada Pemilu Presiden AS November 2016 mendatang.Masih menurut bocoran dokumen itu, tim yang digerakkan Hillary ditugaskan membantu Trump mengalahkan para bakal calon presiden yang dijuluki sebagai “Pied Piper”. Di antara mereka adalah Ted Cruz dan Ben Carson.Kubu Hillary maupun dari Partai Demokrat belum mengkonfirmasi bocoran dokumen dari WikiLeaks ini. Selama ini, kubu Hillary menuduh e-mail dirinya diretas hacker yang didalangi Pemerintah Rusia dan kemudian dibocorkan WikiLeaks. Namun, baik Rusia maupun WikiLeaks membantahnya.(exe/ist)