JAKARTA, Tigapilarnews.com- Memeriahkan perhelatan TAFISA (The Association For International Sport for All) World Games (TWG) 2016, Perkumpulan Street Soccer Indonesia (Perssoci) menyelenggarakan turnamen bertakjuk Student Special Day.Kesempatan tersebut, diikuti 64 tim. Perhelatan street soccer ini akan dibagi dua kategori, yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diikuti 32 tim dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 32. Kemudian ditambah enam tim dari sekolah luar negeri, di Ancol, Jakarta, 8-9 Oktober.Ketua Umum Perssoci, Jaelani Saputra, menjelaskan bahwa street soccer kali ini sekaligus memeriahkan Tafisa Games, mengingat Perssoci di bawah naungan Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMI)."Kami sering menyelenggarakan perhelatan street soccer, dan kali ini kami sekaligus memeriahkan Tafisa Games. Meski demikian, kami tetap memikirkan pembinaan pemain, itulah kenapa kami menyertakan pelajar yang usianya masih remaja," kata Jaelani kepada wartawan di Jakarta, Rabu (05/10/16).Para peserta sendiri tidak hanya berasal dari kawasan DKI Jakarta, namun juga ada dari daerah Jawa Barat, Lampung bahkan Papua.Para pemenang dari perhelatan ini akan mendapatkan uang pembinaan, yaitu Rp 3 juta untuk juara 1, Rp2,5 juta untuk runner-up, Rp1,5 juta peringkat ketiga dan Rp1 juta untuk peringkat IV."Melalui perhelatan ini, tentunya bisa melahirkan regenerasi pemain street soccer kedepannya, karena Perssoci fokus pada pembinaan usia muda," tegas Jaelani.TWG 2016, merupakan olimpiade bagi olahraga rekreasi, nantinya berlangsung di Ancol, Jakarta, 6-12 Oktober mendatang. Sebanyak 110 negara dan lebih dari 12.000 peserta, ditargetkan terlibat dalam kegiatan tersebut.Sementara itu, selain Perssoci ada juga Asosiasi Street Soccer Indonesia (ASSI). Ketua Umum Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMI), Hayono Isman, tidak mempersoalkan dualisme organisasi dalam cabang olahraga street soccer (sepak bola jalanan). Menurutnya, dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas, tak cukup hanya satu organisasi."Aturan dalam olahraga rekreasi tidak seketat di olahraga prestasi. Jadi merupakan hal biasa ada dua organisasi atau bahkan tiga organisasi. Ada yang kiblatnya ke Amerika, ada yang ke Eropa. Jadi silakan dicermati oleh PP Perssoci. FORMI tidak membeda-bedakan," kata Hayono."Jadi saya berharap Perssoci dan ASSI bisa berdialog. Tidak perlu ada benturan. Perbedaan tidak boleh melemahkan persatuan," imbuhnya.Lebih jauh dikatakannya, meminta kepada pengurus PP Perssoci untuk bekerja profesional. Tidak hanya membina anak-anak jalanan yang pada umumnya anak-anak kurang mampu tetapi lebih dari itu."Dapat mencetak calon pemain sepak bola konvensional. Di tingkat apakah daerah, provinsi dan dunia. Seperti kita ketahui Neymar lahir dari street soccer. Kenapa tidak di Indonesia. Jadi harapan FORMI, walaupun orang per orangnya bersifat relawan, namun organisasinya harus profesional," pungkas Hayono.(exe/ist)