JAKARTA, Tigapilarnews.com- Bung Karno menyampaikan suatu saat nanti negara lain akan iri dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia.Secara kebetulan pada saat presiden yang sekarang ini dilantik juga menyampaikan bahwa kaya akan sumber daya alam bisa menjadi petaka. Sehingga dua presiden itu sama, berarti kekhawatiran ini sebagai warning.Demikian disampaikan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, kepada awak media usai upacara Laporan Korps Kenaikan Pangkat 13 Perwira Tinggi TNI, bertempat di Kantor Panglima TNI, Jl. Merdeka Barat No. 2, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).Gatot menjelaskan bahwa kekhawatiran itu didasari oleh eskalasi konflik global dan regional beserta pola yang dianutnya, sehingga perlu diwaspadai agar tidak menjadi sebuah potensi ancaman terhadap negara Indonesia."Iran, Libya, Suriah mengalami perselisihan antar agama dan teroris. Perselisihan dalam negeri mereka menjadikan negara lain masuk dan mengacaukan negaranya. Kita lihat Suriah, negara kaya akan sumber minyak, kondisi seperti ini yang saya jelaskan sehingga saya juga khawatir," ungkap Gatot Nurmantyo.Lebih lanjut, Gatot mengulas bagaimana potensi dan upaya-upaya pelemahan terhadap bangsa Indonesia yang terus mengalir melalui narkoba dan aksi terorisme serta secara nyata dan masif mempengaruhi sendi kehidupan."Dua persen masyarakat kita terkena narkoba. China dulu mempunyai kekuatan bersenjata kuat sekali, tetapi dengan perang candu mereka kalah. Banyak warga negara Indonesia berada di Suriah, bahkan anak-anak didoktrin melalui dalil yang menyesatkan. Selanjutnya mereka kembali ke negara Indonesia untuk melakukan kegiatan teror, tidak menutup kemungkinan hal itu bisa melemahkan bangsa Indonesia," tutur Panglima TNI.Menyikapi sudut pandang dalam melihat suatu pernyataan di media yang disampaikan TB Hasanuddin selaku Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menurut Gatot Nurmantyo harus disimak secara utuh dan positif sehingga menghasilkan kesimpulan yang objektif dan bernilai guna."Bahasa media mempengaruhi orang. Begitu melihat majalah, maka tertarik ingin membaca. Mungkin beliau hanya melihat judulnya saja," ujar Gatot Nurmantyo.Panglima TNI kembali mengingatkan tentang arti persatuan, baik kepada seluruh rakyat Indonesia maupun lembaga negara dalam konteks meningkatkan kewaspadaan masyarakat melalui upaya yang kongkrit dan nyata."Saya pikir, apa yang saya sampaikan ini wajar. Saya minta BIN lebih melihat ini dan menyampaikan kepada publik agar publik waspada. Ini saya lakukan agar masyarakat benar-benar sadar terhadap bahaya ancaman dan waspada," ucap Panglima TNI.Terkait latihan militer yang dilakukan TNI dengan angkatan bersenjata negara lain, Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa latihan tersebut telah diprogramkan melalui pembicaraan kedua negara dan perjanjian antara Menteri Pertahanan."Jadi latihan ini sudah diprogramkan, tahun depan ada latihan dua dan tiga tahun sekali dengan Amerika juga India, jadi jangan dikonotasikan karena proses genting, itu memang program yang sudah terencana," katanya.Panglima TNI mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Indonesia untuk Laut China Selatan dalam rangka mewujudkan situasi yang kondusif serta menciptakan stabilitas keamanan bersama."Pertama, pemerintah Indonesia sekuat tenaga berusaha agar di Laut China Selatan peace and stability, kemudian menghimbau kepada semua pihak untuk tidak melakukan kegiatan yang bisa meningkatkan instabilitas, oleh karenanya TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara manapun dilaut China selatan," imbuh Panglima TNISementara itu, Gatot Nutmanyo, TNI bersama pihak terkait selalu melakukan langkah yang terbaik dalam upaya pembebasan dua WNI yang di sandera kelompok Abu Sayyaf dan mengharapkan dukungan dari seluruh bangsa Indonesia."Dua orang yang disandera ini, saya mohon doanya dan mudah-mudahan dalam minggu ini ada berita gembira. Semua berusaha lewat diplomasi total, siapa tahu besok atau lusa menjadi hadiah untuk TNI," pungkas Gatot Nutmanyo.(exe/ist)