Selasa, 27 September 2016 07:28 WIB

Debat Hillary dan Trump Potensi Jadi Sejarah

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton dan rivalnya dari Partai Republik, Donald John Trump, bersiap untuk debat pertama kalinya pada Senin malam waktu AS.




Pihak keamanan AS sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk karena debat itu berpotensi jadi acara paling ditonton dalam sejarah AS.

Hillary dan Trump akan bersaing dalam Pemilu Presiden 8 November 2016 atau sekitar enam minggu lagi. Debat keduanya, menurut Reuters, Senin (26/09/2016), berpotensi menyaingi debat calon presiden Partai Demokrat, Jimmy Carter, dan rivalnya dari Partai Republik, Ronald Reagan tahun 1980 yang ditonton lebih dari 80 juta warga AS.

Hillary dan Trump akan debat selama 90 menit pada pukul 21.00 pada Senin waktu AS atau Selasa (27/09/2016) siang WIB. Lokasi debat di Hofstra University di New York's Long Island.  Debat Hillary dan Trump ini akan jadi yang pertama dari tiga debat yang telah dijadwalkan.

Acara itu juga diyakini akan mempengaruhi hasil polling atau jajak pendapat publik perihal calon presiden yang diminati publik AS. Terlebih, hasil jajak pendapat selama ini menjukkan Hillary dan Trump saling mengalahkan dalam poin yang sangat tipis.

Pemilu Presiden AS kali ini juga jadi pertaruhan sengit antara Partai Republik dan Partai Demokrat. Trump yang merupakan pengusaha dan mantan bintang televisi meraih popularitas yang mengejutkan sebagai pendatang baru dalam panggung politik AS.

Sedangkan Hillary yang merupakan pemain lama di panggung politik AS berusaha keras meredam ketidakpercayaan publik terhadap strateginya. Terlebih, Hillary sudah mengalami “serangan” bertubi-tubi terkait bocornya skandal e-mail dan fakta bahwa dia menderita pneumonia.

”Tidak ada pertanyaan, itu adalah bar yang lebih rendah untuk Trump. Dia tidak harus brilian, dia hanya tidak bisa terlalu bombastis,” kata Dan Schnur, mantan ahli strategi Partai Republik yang kini seorang ilmuwan politik di Southern California University.(exe/ist)


0 Komentar