Sabtu, 24 September 2016 13:40 WIB

Gaungkan Tafisa 2016, Kemenpora Kirab Tarsius Keliling Indonesia

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Gaung TAFISA (The Association For International Sport for All) World Games (TWG) 2016 mulai dikencangkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Nantinya, pembukaan dan  penutupan olimpiade bagi olahraga rekreasi tersebut, berlangsung di Ancol, Jakarta, 6-12 Oktober mendatang. Sebanyak 110 negara dan lebih dari 12.000 peserta, ditargetkan terlibat dalam kegiatan tersebut.

Angka itu lebih banyak dibanding peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika, momen yang yang mendatangkan 85 negara untuk hadir pada 19-24 April 2015 lalu di Jakarta dan Bandung.

Indonesia bertekad mempromosikan berbagai olahraga rekreasi tradisional yang sudah berurat akar di masyarakat. Misalnya, dengan memperkenalkan permainan enggrang, terompah panjang, layang-layang, senam kreasi daerah dan senam poco-poco sebagai, pencak silat budaya, sepeda tua (ontel), dan gulat tradisional.

Deputi III Bidang Pembuyaan Olahraga sekaligus Wakil Ketua Panitia Pelaksana TWG 2016, Raden Isnanta, menuturkan jika ajang tersebut mamapu memberikan banyak manfaat penting. Di antaranya, melestarikan olahraga tradisional dan menjadikannya sebagai bagian dari kegiatan dunia. Sebab, semua itu terkait dengan prinsip hidup sehat dan bugar masyarakat dunia.

“Saya harap ini mampu meraih sukses dari sisi ekonomi dan penyelenggaraan. Karena itu akan kami sajikan seluruh potensi budaya Indonesia, olahraga, kuliner yang sangat banyak, baju kreasi yang inspiratif  dan penuh kreatifitas. Kemudian harus bisa menunjukan bahwa kita aman dan nyaman. Sehingga muncul kepercayaan dunia, Indonesia tidak hanya ramah, indah, cantik, tetapi juga aman untuk dikunjungi,” ujarnya saat sosialisasi TWG 2016 melalui ajang Kenduri Nasional Scorpio III bersama Ikatan Motor Scorpio Indonesia (IMSI) di halaman Kemenpora, Senayan, Jakarta, Sabtu (24/09/2016).

“Selain itu, diharapkan bisa memancing minat masyarakat untuk berolahraga. Menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, karena Menpora Imam (Nahrawi), pemerintah, mencanangkan gerakan ayo olahraga. Ini harus dijadikan momentumnya,” imbuhnya didampingi Budiyanto, Kagabhumas, Hukum dan Sisinfo Sesdep III dan perwakilan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Pol. Riki Yanuarfi.

Lebih jauh diungkapkan Isnanta, sangat menyadari bahwa tingkat kebugaran masyarat Indonesia sangat rendah. Bahkan hal tersebut juga terjadi di negara-negara lainnya. “Mereka juga cukup tinggi penyakitnya, seperti diabetes dan kolesterol. Karena itu, ayo jadikan olahraga sebagai solusinya, “ imbuhnya.

“Maka Tafisa harus benar-benar dimaknai seluruh rakyak, Indonesia khususnya, sebagai ajakan untuk begerak, bergerak dan bergerak,” tegasnya.

Pelaksanaan TWG 2016 juga diperkuat dengan terbitnya Keppres No 4/2015 yang ditandatangani Presiden Jokowi. Hal tersebut sebagai bukti kuatnya dukungan pemerintah untuk suksesnya penyelenggaraan TAFISA Games 2016.

“Sosialisasi seperti ini akan terus berjalan untuk semua komunitas dan lapisan masyarakat di seluruh provinsi. Tapi sementara ini,  kita perkuat di Jakarta. Seperti dalam kesempatan kali ini, ada kegiatan donor danah, pagelaran musik dan dihadiri  komunitas pencinta motor. Ini membuktikan bahwa sehat, bugar dan gembira, merupakan hak semua pihak,” tukasnya.

Sementara itu, telihat hadir juga Bambang Laksono, Sekretaris Deputi III, Ahtiar Bahtiar, Wakil Sekretaris III Tafisa dan Ali Bin Husin Assegaf, pimpinan Majelis Nurul Habib Jakarta Timur.

Sebagai catatan, Tarsius Tarsier atau monyet terkecil di dunia yang hanya ada di Sulawesi dan saat ini sudah hampir punah, akan menjadi maskot TWG 2016. Hal tersebut, juga merepresentasi olahraga tradisional yang memiliki kondisi yang hampir sama.

Tafisa Games 2016 mengambil tema besar "Unity in Diversity", yang terinspirasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tafisa Games atau festival olahraga rekreasi dunia, dapat menjadi kegiatan yang mampu melestarikan olahraga tradisional yang nyaris punah.

Sebab, olahraga tradisional yang diciptakan oleh leluhur berperan penting dalam menjaga keharmonisan masyarakat. Itu karena dianggap mampu mengatasi konflik dan permasalahan sosial yang terjadi dalam sebuah komunitas.

“Akan ada kirab atau arak-arakan Tarsius, dimulai pada minggu depan. Karena itu akan kita lakukan percepatan. Mekanismenya seperti arak-arakan api PON (pecan olahraga nasional). Jadi, Tarsius akan disosialisasikan dari kota ke kota. Rencananya, dimulai dari Sulawesi, lalu ke Makassar, Kalimantan, ke Jawa dan berhenti di Ancol,” tutupnya.
0 Komentar