Laporan: Ryan SuryadiJAKARTA, Tigapilarnews.com - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 diperkirakan berlangsung sengit dan menarik.Sebab, tiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung masing-masing memiliki kekuatan bukan saja dari massa pendukung, tapi juga ada tokoh besar di belakangnya.Tiga paslon itu, adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylviana), dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi).Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, Pilgub DKI 2017 amat menarik diikuti karena pertarungannya bukan saja dari kekuatan pasangan calonnya, tapi juga dukungan tokoh besar di belakangnya."Di belakang Ahok ada Mega, di belakang Agus ada SBY, di belakang Anies ada Prabowo. Nah, itulah sebabnya pilkada ini lebih menarik dari (pilkada) 2012-2016," kata Qodari dalam diskusi bertajuk 'Perang Bintang di Langit Jakarta' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2016).Menurutnya, Pilgub DKI 2017 nuansa dan rasanya seperti pemilihan presiden. Bahkan, jika Agus Harimurti Yudhoyono menang dan berhasil menjadi orang nomor satu di DKI, putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bisa jadi calon kuat presiden RI atau ketua umum Partai Demokrat.Qodari juga mengapresiasi sikap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengusung Anies Baswedan berduet dengan Sandiaga Uno. Padahal, Anies yang mantan Mendikbud merupakan juru bicara Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.Menurut Qodari, Anies Baswedan memiliki potensi meraup suara karena dia merupakan tokoh intelektual yang dikenal luas masyarakat.