JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengakui bahwa negaranya membutuhkan Amerika Serikat (AS).Hal tersebut, untuk melindungi klaim wilayah Laut China Selatan. Menurut Duterte, Filipina untuk saat ini tidak siap untuk perang melawan China terkait sengketa maritim.Presiden Duterte juga meluruskan komentarnya yang pernah meminta semua pasukan khusus AS hengkang dari Filipina selatan. Menurut Duterte, konteks pernyataannya saat itu adalah menyampaikan keinginan warga Moro atau Muslim di Mindanao yang menuntut pengakuan AS atas pembunuhan brutal yang dilakukan 100 tahun yang lalu.”Saya tidak pernah mengatakan (pasukan AS) hengkang dari Filipina, setelah semuanya, kita membutuhkan mereka ada di Laut China. Kami tidak memiliki persenjataan,” katanya, seperti dikutip dari Inquirer, Rabu (21/09/2016).Duterte akui bahwa Filipina tidak akan siap untuk berperang dengan China dalam waktu dekat, dan dia memang tidak menginginkannya. Alasannya, perang dengan China akan menjadi "pembantaian”.Filipina dan China telah terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan. Dalam gugatannya di Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag, Filipina menang dan klaim dari China tidak diakui. Namun, China menolak mengakui keputusan itu.Presiden Duterte kini sedang berupaya melakukan pembicaraan bilateral dengan China atas sengketa maritim. Namun, dia bersikeras bahwa pembicaraan kedua negara harus didasarkan pada keputusan Pengadilan Tetap Arbitrase.Meski mengakui membutuhkan AS, namun Duterte tidak bisa menyembunyikan kekesalannya karena menurutnya AS selalu memandang rendah Filipina.”Saya benar-benar tidak tahu apa yang salah dengan orang Amerika tersebut. Mereka melihat kami seolah-olah kami rendah," katanya.(exe/ist)