Rabu, 14 September 2016 23:21 WIB

Mantan Panglima Akan Terapkan Sistem TNI dan Amnesti di PSSI

Editor : Yusuf Ibrahim

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Salah satu penyebab mundurnya prestasi sepak bola Indonesia adalah karena kurang harmonisnya hubungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan pemerintah.


Karena itu, demi kemajuan prestasi sepak bola Indonesia ke depan harus dilakukan amnesti PSSI. Demikian pandangan yang dilontarkan salah satu kandidat Ketua Umum PSSI periode 2016-2020, Moeldoko (Jenderal TNI purnawirawan).

"Seperti kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi saat ini yaitu dengan memberlakukan amnesti pajak atau pengampunan pajak. Saya pikir harus dilakukan hal yang sama di PSSI yakni amnesti PSSI," ujar mantan Panglima TNI ke-15 tersebut, kepada para wartawan di kediaman, Menteng Jakarta, Rabu (14/09/2016) malam.


"Lupakan semua persoalan masa lalu. Saatnya seluruh stake holder sepak bola nasional untuk bahu-membahu bersama pemerintah memajukan pembinaan sepak bola di Indonesia," imbuh alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik tersebut.

Ditambahkannya, tidak boleh ada lagi kubu dalam PSSI. Karena itu ditegaskan sosok yang di antaranya pernah meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa, Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama dan Bintang Yudha Dharma Nararya tersebut, semua harus bersatu demi prestasi sepak bola Indonesia yang lebih baik ke depan

Terkait pencalonannya, Moeldoko menegaskan tekadnya sudah mantap dan siap bersaing dengan kandidat-kandidat lainnya. "Jika memang voters memberi kepercayaan, saya akan mencurahkan segenap tenaga dan pikiran untuk membenahi dan memajukan sepak bola Indonesia," tandas Moeldoko.


Lebih jauh, mantan Panglima Kodam III/Siliwangi, Wakil Gubernur Lemhannas, Wakasad dan Kasad tersebut menambahkan, telah merancang konsep untuk membawa perubahan dalam PSSI pasca-KLB.



"Di TNI ada yang namanya corporate culture. Sistem ini yang membuat TNI bisa menjadi menjadi lembaga yang solid dan profesional. Jika nanti terpilih saya akan menerapkan sistem corporate culture dalam sistem organisasi PSSI," tuturnya.

"Yang terpentingan saya akan menggunakan logika dalam memimpin PSSI. Saya juga sudah memperhitungkan dukungan suara yang saya miliki. Jadi saya tidak takut bersaing dengan siapapun," tegasnya.

Moeldoko juga tidak mempersoalkan tempat penyelenggaraan KLB PSSI. Baginya selama dilaksanakan di wilayah NKRI, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Jadi mau di Makassar atau di Yogyakarta saya pikir tidak ada masalah. Saya juga meyakini pemilihan tempat tidak akan berpengaruh banyak terhadap salah satu kandidat yang kebetulan berasal dari daerah tersebut. Asalkan jangan di Papua Nugini," seloroh Moledoko.


Rencananya, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI berlangsung di Makassar 17 Oktober mendatang. Nantinya, Moeldoko akan bersaing dengan tujuh kandidat lain.


Mereka adalah Benhard Limbong, Tonny Aprilani, Djohar Arifin Husin, Eddy Rumpoko, Erwin Aksa, Kurniawan Dwi Yulianto dan Pangkostrad Letjend TNI Edy Rahmayadi.


Nama terakhir yang disebut, kini menjadi kandidat terkuat yang bakal terpilih menjadi Ketua Umum PSSI masa bakti 2016-2020.(exe)


0 Komentar