JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Departemen Luar Negeri serta calon presiden dari Partai Republik, Hillary Clinton, menekan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk bersikap hormat.Tekanan AS ini muncul setelah Duterte menghina Presiden Barack Obama dengan sebutan “anak pelacur”. Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pertemuan pertama yang direncanakan antara Obama dan Duterte di sela-sela KTT ASEAN di Laos pada Selasa dibatalkan karena retorika miring pemimpin Filipina tersebut.”Kata-kata penting, dan kami ingin melihat suasana yang ramah dan terbuka untuk kerja sama yang kuat,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, pada konferensi pers di Washington, seperti dikutip Reuters, Rabu (07/09/2016).Sementara itu, Hillary Clinton yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di era Obama menekankan hal serupa, karena hubungan kuat AS dan Filipina saat ini penting untuk menghadapi pengaruh China di kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, hak Obama untuk membatalkan pertemuan dengan Duterte.”Ketika Presiden Filipina menghina presiden kita, itu tepat dalam cara yang sangat rendah untuk mengatakan: maaf, tidak ada pertemuan,” katanya kepada wartawan di pesawat rombongan kampanyenya.”Kami memiliki banyak hubungan antara AS dan Filipina. Dan saya pikir itu sangat penting bahwa kita memiliki hubungan, tapi harus ada tingkat tertentu untuk rasa hormat yang diharapkan di kedua sisi,” lanjut Hillary Clinton.(exe/ist)