Laporan: Arif Muhammad RiyanJAKARTA, Tigapilarnews.com – Psikologi klinis Universitas Indonesia (UI) Antonia Ratih Anjarani menjelaskan gerak-gerik mencurigakan Jessica Kumala Wongso di PN Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016).Ratih menjadi saksi ahli psikologis dalam sidang Jessica untuk menganalisis gestur mencurigakan terdakwa dalam rekaman CCTV saat Wayan Mirna Salihin tewas usai minum kopi sianda, pada 6 Januari 2016, di Kafe Olivier, Jakarta.“Khususnya, soal gerak-gerak Jessica ketika masuk kafe sampai Wayan Mirna datang. Ketika yang bersangkutan mulai berkeliling kafe cukup menarik perhatian. Meskipun memang, Kafe Olivier itu cukup unik kelihatannya," jelas Ratih di ruang sidang PN Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016).Ratih juga menjabarkan gerak-gerik Jessica saat duduk di meja nomor 54 yang terekam kamera pengintai Kafe Olivier. Menurut Ratih, ada beberapa perilaku Jessica yang cukup menarik perhatian.Misalnya, ketika Jessica memilih meletakkan tiga paper bag di atas meja. Jika bicara kelaziman, kata Ratih, dalam kondisi serupa, seseorang bakal memilih menaruh barang-barang itu di samping kanan atau kirinya. Terlebih, kursi di sebelah tempat Jessica duduk masih kosong."Memang awalnya waktu itu yang bersangkutan menaruh tas jinjing itu di samping. Tapi 13 detik kemudian, dipindahkan ke atas meja," ungkap Ratih.Ratih menyebut sikap Jessica yang menaruh tiga paper bag di atas meja bukan berarti janggal. Dia malah menyimpulkan kalau sikap itu lebih kepada perilaku seseorang yang ingin menunjukkan kalau meja dan kursi itu sudah dia booking.Tapi, pertanyaan dalam benak Ratih muncul ketika Jessica mulai menggeser-geser paper bag sehingga lebih tersusun.Gerak-gerik Jessica yang juga jadi muncul pertanyaan adalah ketika Jessica menoleh ke kanan dan kiri, juga beberapa saat tampak menunduk."Pada momen waktu 16.32 WIB terlihat badan Jessica condong ke depan dan menunduk. Dan pada momen pukul 16.34 WIB, paper bag kembali dipindahkan," papar Ratih.Perilaku demikian, menurut Ratih bukan hal yang umum ditunjukkan. Khususnya, ketika seseorang berada di kafe dan menunggu teman tanpa intensi apa pun.