Rabu, 27 Juli 2016 17:59 WIB

Sistem Ganjil-Genap, Pengrajin Plat Kendaraan Tolak Pesanan Ubah Nomor

Editor : Hermawan
Laporan: Muchammad Syahputra

JAKARTA,Tigapilarnews.com – Rabu (27/7/2016), adalah hari perdana uji coba pelaksanaan sistem ganjil-genap kendaraan.

Terhitung uji coba sistem ganjil-genap ini berlangsung selama satu bulan mulai 27 Juli 2016 hingga 26 Agustus 2016.

Sejumlah kendaraan tidak bisa melintas di beberapa ruas jalan yang diberlakukan sistem ganjil-genap. Semisal, di Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.

Seperti uji coba perdana hari ini, Rabu (27/7/2016), adalah kendaraan yang boleh melintas di jalan protokol tersebut berplat nomor ganjil. Penentuan angka ganjil atau genap dilihat dari angka terakhir pada plat nomor kendaraan.

Apabila angka terakhir di plat nomor kendaraan angka genap, maka tidak boleh melintas di tanggal ganjil seperti hari ini.

Sistem ganjil-genap plat nomor kendaraan ini punya kelemahan. Pemilik kendaraan dapat menyiasatinya dengan mengubah plat nomor.

Mereka dapat berpikir cerdik dengan membuat plat nomor palsu di pengrajin plat nomor yang mudah dijumpai di pinggir jalan.

Wahyu (25), pengrajin plat nomor kendaraan di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, mengaku belum menerima pembuatan plat dari pelanggan untuk tujuan mengakali sistem ganjil-genap.

Dijelaskan Wahyu, akan berhati-hati dalam menerima pesanan plat nomor kendaraan. Bisa-bisa dia terjerat kasus hukum karena memalsukan plat nomor.

Untuk itu, dia akan meminta pelanggannya menunjukan STNK kendaraannya agar sesuai pesanan.

“Saya pasti khawatir takut ke bawa-bawa, nanti malah ditangkap. Kalau ada yang mau coba-coba pesen dibuatkan dengan mengubah nomor, saya tolak. Tapi, kalau mau modifikasi, saya lihat dulu mana STNK-nya. Jangan-jangan dia pesen plat asal bawa saja untuk dipasang di kendaraannya,"‎ jelas Wahyu di kiosnya di Jalan Matraman, Jakarta Timur, Rabu (27/7/2016).

Wahyu mengaku sebelum ada sistem ganjil-genap banyak pelanggan yang memesan untuk memodifikasi plat nomor kendaraan agar terlihat rapi dan bagus.

Tapi, kata Wahyu, ada juga yang pelanggan yang pesan dengan mengubah plat nomor kendaraan.

“Ada juga yang pesen diganti nomor platnya. Tapi, saya enggak berani, langsung saya tolak,” ungkap Wahyu.

Oleh sebab itu, Wahyu kini lebih berhati-hati lagi setelah nantinya kebijakan pembatasan kendaraan lewat sistem ganji-genap diterapkan.

Dia mengaku takut dianggap sebagai pelaku pemalsuan plat nomor kendaraan.

"Saya enggak mau sembarangan. Saya enggak mau masuk penjara. Saya tanya dulu ini kendaraannya mana, asli apa palsu. Kan juga bisa dilihat ada logo (Ditlantas Polda Metro)," pungkasnya.
0 Komentar