Laporan: Ryan SuryadiJAKARTA, Tigapilarnews.com - Warga yang menjadi korban Revitalisasi Kawasan Wisata Sunda Kelapa, yaitu warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara hanya bisa pasrah. Sebab mereka mendengar kabar usai lebaran Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali akan melakukan penertiban.Menurut pantauan, sejumlah bangunan semi permanen terlihat berdiri di reruntuhan bangunan milik mereka sendiri. Kayu, triplek, dan terpal menjadi bahan sederhana bagi warga untuk membangun bedeng yang dijadikan tempat tinggal sementara selain tenda darurat.Bangunan sederhana yang dibangun oleh warga korban revitalisasi itu sendiri pun tak hanya digunakan untuk tempat tinggal, namun sebagai tempat usaha membuka warung makan dan minuman.Berdirinya bangunan semi permanen tersebut tidak membuat tenda darurat pemberian sejumlah relawan yang hingga kini masih dihuni korban penggusuran dibongkar. Tenda pun masih berdiri tegak dan di huni.Warga percaya diri membangun bangunan semi permanen di lahan yang akan di jadikan kawan wisata Sunda Kelapa tersebut.Menurut informasi jika pihak pemerintah kembali melakukan penertiban di Kawasan Revitalisasi Wisata Bahari Sunda Kelapa, setelah lebaran tahun sejumlah warga eks Pasar Ikan hanya bisa pasrah.Semula warga akan melakukan perlawanan, namun beberapa warga menganggap usaha untuk melakukan perlawanan hanya sia-sia. Hal tersebut lantaran jumlah petugas gabungan yang terdiri dari polisi, TNI hingga Satpol PP lebih banyak dibanding warga yang masih bertahan."Kalau mau melawan, toh dibongkar-bongkar juga ya mas. Jumlah kita yang bertahan makin sedikit kalau kata saya sih. Dilawan toh kita kalah, malah makin ruwet. Kalau saya sih ya, pasrah saja lah, dan menunggu ada rusun baru. Kenapa saya bilang begini, karena sudah tak punya apa-apa lagi," ucap warga Pasar Ikan, Penjaringan, yang berprofesi sebagai nelayan Kasmono (35), Senin (11/7/2016).Kasmono turut serta membangun bangunan semi permanen di lahan tersebut."Sekarang saya tinggal di tempat tinggal sementara aja untuk menghindari hujan dan panas. Kasian anak saya. Tiga-tiganya ngeluh tinggal di tenda karena panas, kedinginan pula pas hujan turun deras. Kalau masalah tempat tinggal (Bedeng) saya nanti dirubuhin lagi, ya silahkan saja deh. Saya sudah capek. Mudah-mudahan pemerintah memberikan unit rusun yang baru dan layak untuk dihuni," ungkap Kasmono.Sementara warga Pasar Ikan lainnya, Muchlisin (49), juga mentakan pasrah jika nantinya petugas gabungan datang untuk kembali menata Kawasan Wisata Sunda Kelapa."Saya mau tinggal di rusun tapi berikan yang layak dan pekerjaan baru untuk menghidupi istri dan lima anak saya. Puasa sampai lebaran tahun ini jujur saya pusing hidup begini terus. Saya dengar-dengar habis lebaran ada penertiban lagi. Mau melawan, saya rasa sih percuma juga," tutur Muchlisin.