JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pelaku pencurian umur di turnamen sepak bola yang digelar oleh Kemenpora, dipastikan bakal dibuat kapok. Pasalnya, pihak panitia penyelenggara tidak akan segan-segan menjebloskan pelakunya ke penjara.Hal demikian, ditegaskan Deputi III Kemenpora Bidang Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta, di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (31/05/2016) siang.Liga sepak bola pelajar U-14 dan U-16, diakui Isnanta, masalah pencurian umur sudah terjadi sejak lama. Bahkan, bukan hanya di Indonesia.“Dulu kita pernah mengambil tindakan tegas dengan mendiskualifikasi kesebelasan yang melakukan pencurian umur. Tapi ternyata kemudian, hal itu masih berulang. Kini, kita akan melibatkan Bareskrim Polri untuk menuntaskan kasus ini,” katanya mengancam seraya didampingi Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Pendidikan Arifin, Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga, Teguh Raharjo.Karena pemain yang bersangkutan masih di bawah umur, maka hukuman pidana bisa dijatuhkan kepada manajemen, pelatih, atau siapa pun yang terlibat dalam kasus pencurian umur tersebut.Salah satu cara yang akan dipakai pihak Panpel untuk mengatasi pencurian umur adalah dengan meminta surat keterangan dari puskesmas terdekat, tempat dimana pemain tersebut berasal.Kemenpora bersama panitia pertandingan bahkan akan melibatkan tim ahli gigi untuk mengetahui usia dari pemain bersangkutan. Sebab, usia seseorang bisa diketahui dari giginya.Ditambahkannya, berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, jumlah peserta kali ini sangat berlimpah. Diperkirakan ada sekitar 40 ribuan pemain bola dari ribuan klub yang akan meramaikan Liga Pelajar U-14 dan U-16.“Khusus untuk Liga Pelajar, pembukaannya secara nasional telah dilakukan oleh Menpora Imam Nahrawi beberapa waktu lalu di Kepualauan Seribu,” tambahnya Raden Isnanta.Melalui Liga Pelajar ini, Kemenpora menekankan komitmen pemerintah menyediakan kompetisi berjenjang yang mengedepankan Revolusi Mental dalam pembinaan usia muda.
Pada U-18, kompetisi akan melibatkan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO).
“Pada U-18 juga digelar Liga Santri Nusantara. Liga ini bertujuan agar aspek kompetisi juga dipadukan dengan aspek pembinaan mental, sportivitas, dan fairplay. Pada usia ini, banyak yang masuk liga profesional. Kemenpora ingin terus mengawal usia mahasiswa awal, yakni di bawah 21 tahun,” kata Isnanta.
Selain kompetisi sepak bola U-12, U-14, U-16, dan U-18, pada usia ganjil, yakni U-13, U-15, U-17, dan seterusnya. Kemenpora berharap, pihak swasta dapat ikut memperkuat dan terlibat di dalamnya. Sejauh ini, pendaftaran yang berjalan sudah melibatkan 168 kabupaten.
“Itu melampaui target, dan kita optimis mencapai hingga 300 kabupaten. Sudah ada 1934 tim. Ini mungkin liga terbanyak. Peserta Liga Santri juga diperbanyak. Targetnya melahirkan potensi dari Sabang sampai Merauke. Dengan kompetisi ini, akan lahir potensi yang belum terjamah talent scouting. Semuanya Piala Menpora,” kata Isnanta.(exe)