Laporan: Gita GintingJAKARTA, Tigapilarnews.com - Jakarta Selatan menjadi pilihan utama warga negara asing (WNA) yang bertempat tinggal, dengan 11 ribu WNA tercatat di kantor Imigrasi Jakarta Selatan pada 2015.Pengawasan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan pada tahun lalu juga menghasilkan pendeportasian pada 431 WNA yang menyalahi aturan administrasi kependudukan. Seperti salah satu tempat yang banyak dihuni oleh WNA di Jakarta Selatan adalah Apartemen Kalibata City.Ketua P3SRS Kalibata City Musdalifah mengatakan berdasarkan laporan dari warga Kalibata kepada dirinya, mereka bosan dengan tingkah laku para WNA yang kerap berbuat rusuh. Mulai dari mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, seks bebas, menipu hingga memperdaya penghuni lainnya."Rata-rata mereka itu cakep-cakep jadi orang kita itu diperdaya oleh mereka. Banyak orang kita yang dibohongi sama mereka. Maaf yah, mereka itu sampai menghamili orang kita," ujar Musdalifah di Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2016) siang.Musdalidah menambahkan, WNA yang kerap membuat rusuh itu berasal dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang mengungsi di Kalibata City. Namun, sayangnya pihak UNHCR tidak melakukan pengawasan terhadap warganya sehingga sering kali meresahkan penduduk kalibata."Kami anggap mereka (WNA UNHCR) itu sampah. Sampah yang dibuang ke Kalibata City. Harusnya mereka itu dipantau, mereka itu seperti apa. Jangan cuma mau buang sampah. Mereka itu sampah, saya bilang mereka itu sampah," tegas Musdalifah.Melihat adanya tingkah laku yang membuat kerusuhan, Musdalifah pun sudah mengadu ke pihak imigrasi. Dimana sebelumnya, Musdalifah mengirimkan surat ke pihak UNHCR terkait para imigran yang kerap berbuat rusuh namun tidak direspon bahkan cenderung membiarkannya."Kita sudah laporkan, saya sudah bersurat kepada mereka. Tapi belum ada jawaban dari mereka. Ada juga yang sudah kami laporkan ke imigrasi dan sampai sudah dideportasi kenegaraannya," tambahnya.Dari semua penghuni apartemen Kalibata City yang jumlahnya lebih dari 2.600 jiwa, 20 persen diantaranya merupakan WNA. Kebanyakan mereka yang berbuat rusuh adalah WN asal Timur Tengah seperti Iran dan Afganistan."Mereka itu enggak ada izinnya, izin mereka cuma kunjungan tapi disini mereka malah jual-jual apa gitu saya enggak tahu. Makanya dengan adanya timpora disini sangat-sangat membantu kami sebagai warga," tutupnya.Seperti diketahui, sehubung dengan dibebaskannya visa masuk ke Indonesia kepada 90 negara dan menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Ditjen Imigrasi mengukuhkan Tim Pengawas Orang Asing (Timpora) dan meresmikan Sekretariat Timpora Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan, di kompleks Apartemen Kalibata City.Sekretariat Timpora berada di Tower Sakura Apartemen Kalibata City Lantai 1. berdasarkan Uu no 6 tahun 2011 ttg keimigrasian. Keberadaan sekretariat Timpora ini ialah untuk memudahkan warga menyampaikan laporan tentang warga negara asing (WNA). Jam operasionalnya adalah 24 jam.