Senin, 23 Mei 2016 22:40 WIB
Menpora Imam memberikan peringatan keras kepada operator liga dan klub agar benar-benar memperhatikan masalah pembinaan suporter dengan baik. Hal itu disampaikan Menpora Imam saat menutup Tour de Flores 2016 di Kantor Bupati Manggarai Barat, Labuan Bajo, NTT, Senin (23/05/2016) sore.
"Kita akan lihat perkembangannya dalam beberapa bulan ke depan, setelah itu kita akan evaluasi. Kerusuhan antar suporter tidak boleh terulang lagi. Ini adalah warning dari pemerintah kepada operator dan klub untuk membina sebaik-baiknya para suporter," ucap Menpora Imam.
Tak henti-hentinya pemerintah selalu mengingatkan kepada klub dan operator untuk membina suporter. "Dalam konteks ini, ternyata belum ada intervensi hukum yang memadai sehingga pelaku pelanggaran dan kerusuhan tidak mendapat penanganan yang serius," kata Menpora.
"Ini adalah momentum untuk mendorong agar aparat hukum menindak tegas kepada siapa saja pelaku kerusuhan di lapangan sepak bola. Saya mengutuk keras adanya peristiwa kerusahan antar suporter yang merenggut korban jiwa," tambahnya.
Menurutnya, ini adalah warning kepada operator agar dapat melibatkan aparat hukum untuk menindak para pelaku jangan beri kesempatan terulang kembali.
"Yang paling penting adalah regulasi yang mengatur kompetisi harus tegas bilamana ada peristiwa yang merugikan kompetisi seperti keributan dan lainnya. Harus ada tindakan tegas seperti misalnya pengurangan poin, pengurangan anggaran hingga pengeluaran dari liga," ujar Cak Imam- sapaan Menpora Imam.
Setiap kerusuhan yang terjadi, harus langsung dilaporkan dan ditindak hukum pidana dengan tegas tidak bisa menunggu laporan dari Panpel. Karena, Panpelnya sendiri takut adanya ancaman.
"Kejadian kerusuhan ini menjadi evaluasi kita semua. Saya ingin Korlap suporter harus kumpul bersama dan diskusi. Sudahilah pertentangan antar suporter ini. Karena, sepak bola adalah alat pemersatu bangsa," pungkasnya.(exe/ist)