JAKARTA, Tigapilarnews.com - Mantan presiden biro penyidik kecelakaan udara Perancis, BEA, Jean-Paul Troadec, menyampaikan dugaannya bahwa EgyptAir MS804 hancur karena dibom.Pernyataan itu disampaikan Paul Troadec dalam wawancara dengan media Europe 1. "Ada kemungkinan besar, ledakan di kabin akibat bom atau pengebom bunuh diri," katanya.Teori kecelakaan akibat kerusakan teknis saat cuaca buruk, menurut Paul Troadec, memang mungkin terjadi.Tapi, Paul Troadec menambahkan, kemungkinan itu tidak terlalu besar."Kita juga bisa menduga pesawat jatuh karena rudal, seperti yang terjadi pada pesawat Malaysia Airlines pada Juli 2014," kata Troadec.Dugaan itu, menurut Paul Troadec, terkait dengan kabar pengiriman sinyal darurat yang kontroversial oleh kru EgyptAir."Jika kru tidak mengirimkan sinyal darurat, itu karena sesuatu terjadi dengan sangat tiba-tiba," tandasnya.Jika ada masalah dengan mesin atau kesalahan teknis, Paul Troadec menjelaskan, tidak akan menyebabkan kecelakaan yang segera."Jadi dalam hal ini, kru tidak bisa bereaksi, membuat kita berpikir ada bom di sana," lanjutnya.Walau begitu, Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail mengingatkan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan, termasuk serangan teroris."Operasi pencarian masih berlangsung saat ini , terutama di wilayah yang diyakini pesawat hilang kontak," kata Ismail kepada wartawan di bandara Kairo.Maskapai Egyptair sebelumnya mengalami insiden pembajakan yang men pengundang perhatian internasional pada Maret lalu.Pesawatnya dengan nomor penerbangan MS181 dibajak dan diarahkan untuk mendarat di Larnaca, Cyprus.Peristiwa kali ini juga menambah panjang daftar insiden pesawat di Mesir. Pada Oktober 2015, pesawat Airbus A321 milik Metrojet Rusia meledak di atas Sinai.Insiden itudiduga akibat bom yang ditanam di dalam kabin. Peristiwa ini menewaskan 224 penumpang, Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab.