JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tengah menciptakan senjata kimia. Bahkan sejumlah laporan menyebut ISIS telah menggunakan senjata kimia itu Irak dan Suriah.Kepala Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) Ahmet Uzumcu mengatakan, tim pencari fakta telah menemukan sejumlah bukti adanya penggunaan sulfur mustard atau gas mustard dalam serangan ISIS di kedua negara. Gas mustard merupakan senjata kimia berbahaya yang menyebabkan luka-luka pada kulit dan saluran pernapasan."Meskipun mereka (tim pencari fakta) tidak mengkaitkan langsung ini pada Daesh (nama lain ISIS) ada kecurigaan kuat bahwa mereka (ISIS) mungkin telah menggunakannya (senjata kimia), kecurigaan kedua ialah mereka (ISIS) mungkin telah memproduksinya sendiri, yang tentu sangat mengkhawatirkan. Ini membuktikan bahwa mereka memiliki teknologi, tahu bagaimana membuatnya dan juga mampu mengakses material yang mungkin digunakan untuk produksi senjata kimia," kata Uzumcu di sela-sela konferensi OPCW di Den Haag, Belanda, Rabu (4/5/2016).Pada Februari lalu, Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) John Brennan menuturkan kepada media setempat CBS News, bahwa anggota ISIS mempunyai kemampuan untuk membuat sejumlah kecil klorin yang beracun, dan gas mustard.Uzumcu tidak menyebut secara spesifik serangan ISIS mana yang melibatkan senjata kimia. Tapi bulan lalu, ISIS melancarkan serangan gas mematikan terhadap tentara Suriah di dekat kota Deir Ezzor.Sedangkan 9 Maret lalu, serangan gas ISIS melanda kota Taza, Irak. Serangan itu menewaskan 3 anak-anak dan melukai lebih dari 1.500 orang, dengan jenis luka bervariasi mulai dari luka bakar, luka ruam hingga gangguan pernapasan.Senjata kimia yang digunakan ISIS sejauh ini tergolong tidak terlalu efektif, namun dampak psikologi terhadap warga sipil patut menjadi pertimbangan. Total 25 ribu orang meninggalkan rumahnya di wilayah Taza bulan lalu, karena khawatir ada serangan gas lainnya. Oleh karena itu, Uzumcu mendorong kerja sama dan kewaspadaan negara-negara lain pada isu ini."Komunitas internasional seharusnya lebih waspada terhadap ancaman semacam itu dan bekerja sama lebih lanjut demi mencegah serangan serupa terjadi di wilayah lainnya," ucapnya."Seluruh negara yang bertetangga dengan Suriah dan Irak seharusnya melakukan upaya terbaik demi mencegah aktivitas semacam itu," tambahnya.