JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya akan menyebut Masjid yang berada di luar batang dan tidak digusur sebagai wisata religi ditolak mentah-mentah oleh tokoh Luar Batang.Menurut Mansur Amir Ketua Umum Sunda Kelapa Heritage yang juga Sekretaris Masjid Luar Batang, Pemprov DKI telah melakukan kesalahan luar biasa ketika menjadikan masjid sebagai arena wisata."Masjid bukan tempat wisata melainkan tempat ibadah. Ada kesalahan luar biasa ketika dibilang wisata religi," kata Mansur saat ditemui, Rabu (4/5/2016).Menjadikan Masjid Luar Batang sebagai arena wisata religi, kata Mansur, adalah bentuk pengkerdilan sebuah agama.Orang datang ke Luar Batang adalah berziarah ke makam Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus.Salah satu manfaat ziarah adalah untuk mengingat manusia bahwa meraka pasti akan mengalami yang namanya kematian.Selain itu, ziarah juga untuk mengenang syiar Islam yang pernah dilakukan Habib Husein di Luar Batang pada abad ke 17. Sehingga, kata Mansur, kata wisata religi untuk Luar Batang itu tidak pas."Itu (wisata religi) yang saya tidak suka, coba dari pandanan kata yang baik bukan wisata religi, kalau wisata religi seperti konsep yang mereka (pemprov) mau buat, seluruh kampung Luar Batang dihancurin disisain masjid, kata wisata religi sudah pas karena dijadikan museum, tapi mohon maaf mati dulu kita," jelas Mansur.Mansur meminta Pemprov DKI tak lagi membahas soal penataan Luar Batang. Alasannya Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama telah gagal dalam melakukan revitalisasi kawasan Kota Tua.Seperti diketahui, Masjid Luar Batang terletak di Jl Luar Batang. Untuk menuju masjid itu harus melewati gerbang bertuliskan "Masjid Luar Batang, 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir" lengkap dengan lambang Pemprov DKI Jakarta.