Selasa, 03 Mei 2016 23:27 WIB

Manajer Persib Dorong Voters Gelar KLB PSSI

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sebanyak 87 voters (pemilik suara) mendesak adanya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dengan agenda pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan anggota Komite Eksekutif (Exco). Para voters ini menamakan diri sebagai Kelompok 85 (K-85).

Kelompok tersebut, dipimpin Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar. Perwakilan K-85 menyerahkan surat permohonan KLB kepada pengurus PSSI di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, Selasa (03/05/2016).

Mereka diterima Sekjen PSSI Azwan Karim, Komite Etik Haryo Yuniarto dan Komisi Banding Mahfudin Nigara. Umuh menegaskan, KLB harus digelar karena PSSI pimpinan La Nyalla Mahmud Matalitti sudah tidak dapat menjalankan fungsi dan tugasnya serta terbukti gagal menjalankan kewajiban organisasi.

"Ingat status Ketua Umum PSSI (dijadikan tersangka oleh Kejati Jatim). Dia tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang diamanatkan organisasi. Maka KLB adalah sarana yang tepat bagi ketua umum untuk menuntaskan perkara," ujar Umuh.

Adapun 87 voters atau pemilik suara yang menandatangani surat permohonan KLB, rinciannya 28 Asprov, 13 klub Liga Super, 14 klub Divisi Utama, 13 klub Divisi I dan 17 klub Liga Nusantara.

Jumlah ini sudah memenuhi syarat yang ditetapkan Statuta PSSI pasal 30 ayat 2. Isinya, Exco harus mengadakan KLB jika 50 persen anggota PSSI atau 2/3 dari jumlah pemilik suara membuat permohonan tertulis.

Saat ini, jumlah pemilik suara mencapai 106 voters. Apabila KLB tidak diadakan, maka anggota yang memintanya bisa melakukan kongres sendiri. Sebagai usaha terakhir, anggota bisa minta bantuan dari FIFA.

"Saya di sini menampung teman-teman klub, jadi semua ini dilakukan tanpa ada tekanan dari siapapun. Kelompok 85 ini, saya yakin kalau sesuai Statuta sudah bisa (menggelar KLB). (PSSI) jangan merasa tersakiti, ini mencari keadilan dan kami cari jalan terbaik," ungkap Umuh.

Pihaknya berharap KLB bisa digelar dalam secepatnya untuk menghindari sanksi tambahan dari FIFA. Jika kondisi sepak bola Indonesia belum ada tanda-tanda membaik, bisa saja hukuman Indonesia akan diperpanjang melalui Kongres FIFA di Meksiko, 10-12 Mei mendatang.

"Saya ingin cepat selesai, jangan sampai kita menunggu dihukum FIFA. Tapi kami yakin FIFA tidak akan menghukum untuk menutup kita karena kita memiliki penggemar sepak bola yang banyak. Masih ada harapan untuk menghindari itu sebelum FIFA menggelar Kongres," tegasnya.(exe)

 
0 Komentar