JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliyan membantah telah menuduh Muhammadiyah pro terhadap teroris. Anton hanya menyebut bahwa yang membela teroris adalah pro teroris."Saya tidak pernah menuduh Muhammadiyah pro teroris, ini hak jawab saya," kata Anton kemarin.Jenderal bintang dua itu menuturkan, tidak mungkin menyebut Muhammadiyan pro teroris. Sebab, Muhammadiyah bersama Nahdlatul Ulama (NU) sebagai pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.Untuk itu, Anton mengingatkan agar tidak terprovokasi dari kelompok teroris. Anton menegaskan, Polri saat ini sedang memerangi tindak pidana terorisme. "Karena provokasi teroris ini sangat luar biasa," kata Anton.Bahkan, lanjutnya, terdapat pihak yang ingin menunggangi Muhammadiyah dalam kasus terorisme. Anton menyebut ada pihak yang berusaha mengadu domba Polri dengan Muhammadiyah. "Ini kita harus sama-sama merapatkan barisan," Anton menambahkan.Anton mencontohkan upaya adu domba yang akan dilakukan terhadap polri dengan Muhammadiyah. Terdapat gambar ajakan kepada warga negara Indonesia yang rumahnya digerebek oleh densus 88 agar segera menghubungi majelis hukum hak asasi Pengurus Pusat Muhammadiyah.Padahal, tuturnya, setelah dikonfirmasi Muhammadiyah tidak pernah membuat gambar ajakan tersebut. "Ini artinya jelas provokasi dari golongan radikal mengatasnamakan agama itu masuk," tambahnya.Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Ahmad Yohan, mengecam statemen Kadiv Humas Polri Anton Charliyan yang menuduh Muhammadiyah sebagai kelompok pro Teroris dalam pengusutan kematian Siyono."Yang dilakukan Muhamadiyah adalah menuntut keadilan atas meninggalnya Siyono yang dianggap tidak wajar saat diperiksa Densus 88," kata Yohan dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/4/2016).