JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sayap kelompok Al-Qaeda di Afrika Utara, AQIM, mengaku bertanggungjawab atas serangan mortir terhadap pabrik gas di Sahara. Serangan terhadap pabrik gas yang dioperasikan oleh BP Inggris dan Statoil Norwegia itu disebut sebagai aksi protes atas sisa-sisa ekstrasi gas.Dalam pernyataannya, AQIM mengatakan, serangan terhadap pabrik gas itu sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintah atas pencemaran dari sisa-sisa ekstraksi gas di wilayah itu dilansir dari ABC News, Sabtu (19/03/2016).Tidak hanya itu, AQIM juga mengancam perusahaan-perusahaan Barat dan pemerintah Aljazair dalam pesan yang dipublikasikan oleh situs pemantau gerakan radikal, SITE.Sebelumnya, Kelompok militan tersebut menyerang sebuah pabrik gas di Aljazair. Mereka menyerang dengan menggunakan granat roket. Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.Aksi penyerangan ini mengingatkan kembali serangan mematikan di pabrik gas Aljazair lain pada tahun 2013, yang menewaskan 37 orang. Sejak saat itu, infrastruktur energi di Aljazair sangat dilindungi oleh tentara.(exe/ist)