Senin, 07 Maret 2016 19:05 WIB

Kemenpora Minta Cabor PON Dikaji Kembali

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Jumlah cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) diminta dikaji kembali. Jika dimungkinkan, mulai PON 2020 di Papua, jumlah cabang yang diperlombakan mengacu pada Olimpiade atau Asian Games.

Permintaan itu disampaikan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Djoko Pekik Irianto, usai menghadiri Rapat Anggota KONI di Gedung Serbaguna, Senayan, Jakarta, Senin (07/03/2016). Usulan Djoko itu muncul setelah melihat jumlah olahraga yang bakal diperlombakan pada PON 2016 di Jawa Barat begitu banyak, yaitu 44 cabang dengan 755 medali.

"Penyelenggaraan PON perlu diperbaiki. Kita lihat PON Jabar begitu spektakuler karena ada 44 cabang dengan 755 medali. Kalau dari segi kuantitatif bagus, tapi secara kualitatif perlu dikaji lagi. Paling gampang mengacu sport olympic (olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade), atau 36 cabang mengacu Asian Games," kata Djoko Pekik.

Dia mengutarakan, usulan itu bukan bermaksud mengesampingkan cabang olahraga lain di luar sport olympic. Menurutnya, cabang non-Olimpiade bisa diikutkan kejuaraan lain seperti Asian Beach Games atau kejuaraan martial art (AIMAG).

"Kami tidak bermaksud mengecilkan cabang yang tidak di-PON-kan. Di situ masih ada event yang bisa diikuti seperti AIMAG. Itu akan dicari polanya, nanti akan duduk bareng antara pemerintah, KONI Pusat dan KONI daerah, sehingga PON ke depan bisa jadi event bagus untuk ajang prestasi," ungkapnya.

Selain jumlah cabang olahraga, lanjut Djoko Pekik, hal lain yang perlu dikaji adalah masalah tuan rumah. Pihaknya mengusulkan agar diputuskan PON digelar di dua provinsi yang berdekatan. "Kita masih terbelunggu di satu provinsi. Ke depan bisa share, provinsi berdekatan bisa selenggarakan PON, apalagi cabang yang dipertandingkan banyak, membangun infrastruktur juga berat. Itu bisa dilakukan di PON 2020 atau 2024. Kalau nanti sebelum 2020 regulasi bisa diperbaiki, PON 2020 bisa digelar di Papua dan Papua Barat. Tapi ini butuh komitmen bersama untuk mengubah regulasi," ungkapnya.
Batasan usia bagi atlet yang berlaga di PON juga perlu dikaji. Bila perlu, atlet yang difokuskan ke ajang Olimpiade tak diperbolehkan tampil di PON. "PON 2020 ini momentum cukup bagus. Kita masih punya waktu empat tahun. Regulasi masih bisa diperbaiki, termasuk batasan usia, klasifikasi atlet, dan juga atlet elite yang sudah ke Olimpiade. Kalau sudah ke Olimpiade, kemudian turun di PON itu tidak nyambung. Kalau tak tampil di PON, mereka bisa diberi kompensasi serupa, hak-hak di PON bisa diganti pemerintah, ini bukan hal yang tidak mungkin," tandasnya.(exe)
0 Komentar