Minggu, 28 Februari 2016 14:49 WIB
Laporan Jesse Adam Halim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Jamaah GBI Kepanduan tetap melakukan ibadah dengan khusuk di gedung gereja, kawasan Kalijodo, Minggu (28/2). Walaupun, mereka menyadari jika kesempatan beribadah di tempat tersebut, bakal menjadi yang terakhir kalinya.
Pasalnya, gedung gereja menjadi bagian yang bakal diratakan dengan tanah oleh Pemprov DKI Jakarta, Senin (29/2/2016). Sebab nantinya, seluruh kawasan ini bakal dijadikan ruang terbuka hijau (RTH).
Hujan sejak pagi yang mengguyur ibukota, tak menyurutkan langkah jamaah untuk tetap datang ke gereja. Dengan guyuran hujan di luar lokasi, suasana khidmat dan haru menyeruak di dalam ruangan ibadah.
Terang lilin yang menjadi satu-satunya sumber cahaya, membuat seluruh jamaah bersatu hati melepas gereja mereka yang sudah mencapai usia 48 tahun. Tak seperti sebelum-sebelumnya yang menggunakan kursi dan pendingin ruangan, ibadah kali terakhir ini hanya menggunakan tikar.
Diiringi petikan gitar dan pukulan cajon, tanpa sound system, jemaat bersama-sama menyanyikan lagu-lagu pujian dan penyembahan mereka dengan penuh rasa haru. Banyak jamaah yang tak kuasa menahan haru, hingga akhirnya menitikkan air mata. Suara nyanyian menggema di seluruh ruangan, terselip suara isak tangis yang membuat suasana menjadi syahdu.
Merelakan gereja mereka digusur, memang bukan hal yang mudah. Sri Rahayu, seorang aktivis gereja, mengaku sudah menjadi jamaah ini sejak masih kecil. Kini, usianya sudah mencapai 25 tahun. Menurutnya, 25 tahun beribadah di gereja ini, menyimpan kenangan yang tak mungkin dapat dilupakan.
"Di sini kita sering bikin acara bareng warga Kalijodo. Kalau Natal, kita sering bagi-bagi bingkisan buat warga juga," ujarnya usai ibadah, Minggu (28/2) siang.
Alhasil, ia mengaku tak kuasa menahan tangisnya. Mengulang kembali kenangan-kenangan selama 25 tahun bergereja, membuat air matanya mengalir.
"Tadi semuanya nangis. Ini mata saya masih bengkak," katanya.
Walau sedih, ia mengaku satu suara dengan pihak gereja, untuk tidak melawan keputusan pemerintah.
"Menyesalkan tidak, kalau sedih, jelas sangat sedih," ucapnya.(exe)