Rabu, 17 Februari 2016 13:11 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menerima audiensi Ketua Gerakan Peduli Prestasi Sepak Bola Indonesia (GRAPPSI), Dede Herdiansyah Nasution, yang hadir bersama Wakil Ketua GRAPPSI, Ricky Yacobi, Ketua Pembina Anhar Nasution, Pendiri Berti Tutuarima, Tyas Tano Taufik dan Toyo Haryono selaku pengurus di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (16/2) sore.
Kunjungan ini dalam rangka melaporkan tentang rencana diselenggarakannya sepak bola GRAPPSI Yatim Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) U-13 pada akhir Februari di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Organisasi yang berbadan hukum yayasan ini, terdiri dari para mantan pemain tim nasional Indonesia era 80-an serta komunitas advokat dan beberapa tokoh negarawan. Mereka merasa terpanggil untuk memperhatikan prestasi sepak bola di Tanah Air, khususnya komunitas usia dini.
Kepada Menpora Imam, Dede Herdiansyah menyampaikan kehadirannya bersama rombongan untuk mengekspresikan kepedulian para mantan pemain timnas di berbagai kategori timnas senior, mahasiswa, pelajar dan junior yang notabenenya telah mempersembahkan medali.
"Kami mengambil sikap bahwa pembangunan sepak bola Indonesia harus dimulai sejak usia dini," kata Dede.
Ia menambahkan GRAPPSI terdiri dari himpunan mantan pemain timnas yang ingin merefleksikan cara juara kepada pesepakbola usia dini melalui pelatihan dan kompetisi yang intensif. GRAPPSI mempunyai inisiatif untuk menelusuri komunitas yatim dan duafa yang sangat mungkin akan muncul pesepakbola handal di Tanah air di masa mendatang.
"Inisiatif ini seperti bintang-bintang sepak bola dunia dan nasional yang banyak berlatar belakang yatim dan duafa hanya saja mereka perlu dibantu, untuk itu kami berharap kerjasama Baznas dari segi menyantuni yatim duafa tidak hanya di sisi papan, pangan tetapi juga persiapan masa depan melalui sepakbola," tambahnya.
"Kami berusaha mengumpulkan para mantan pemain timnas agar memberikan perhatian kepada pembinaan usia dini semoga pemerintah dapat hadir melalui Menpora, saya yakin beliau adalah pejuang yang sungguh-sungguh dan posisi seperti ini sangat baik dan tepat sesuai visi misi beliau terhadap pembinaan usia dini," tambah Anhar Nasution.
Mendengar hal itu, Menpora merasa senang dan bangga. "Kami akan support dan dukung karena ke depan kita harus perkuat pondasi atlet di usia dini serta memaksimalkan kerjasama dengan media," kata Menpora.
Di sisi lain, saat ini Kemenpora juga sedang memikirkan masa depan atlet yang pernah berjuang di even internasional.
"Kita akan perhatikan para pemain termasuk di era 90-an untuk kita berikan jaminan masa depan. Maret ini akan kita coba berikan insentif atlet peraih medali di Olimpiade seumur hidup per bulan semoga setelah ini juga untuk atlet Asian Games, SEA Games dan sebagainya dengan catatan mendapat payung hukum kuat dari Kemenkeu serta dikelola Lembaga Khusus Keuangan," pungkas Imam Nahrawi.(exe)