Jumat, 20 Juli 2018 00:46 WIB

Hilang 113 Tahun, Kapal Rusia Yang Membawa 200 Ton Emas Senilai Rp1.600 Triliun Ditemukan

Editor : A. Amir
Kapal Dmitrii Donskoi

Korea Selatan, Tigapilarnews.com - Dmitrii Donskoi adalah nama sebuah kapal milik Kekaisaran Rusia yang hilang ketika terjadi perang Rusia-Jepang pada tahun 1905. Padahal saat tenggelam kapal ini membawa 5.500 kotak berisi emas batangan dan koin emas seberat 200 ton yang kira-kira senilai $ US130 miliar dalam dolar hari ini atau sekitar Rp1.600 triliun.

Kini sebuah tim pemburu harta karun Korea Selatan yang dikenal sebagai Shinil Group menemukan kapal yang hilang 113 tahun lalu itu. Kapal perang itu tenggelam di perairan Pulau Ulluengdo. Para penyelam Shinil Group telah mencari reruntuhan kapal ini selama beberapa tahun dan akhirnya menemukan lokasi kapal itu pada Sabtu 14 Juli 2018 lalu.

Kapal itu tenggelam di kedalaman 1.423 kaki atau 434 meter sekitar 1,6 kilometer dari pantai Pulau Ulluengdo. Tim pencari memastikan reruntuhan kapal itu adalah Dmitrii Donskoi karena bentuk layar dan tiang-tiangnya sama dengan kapal yang hilang itu.

Kapal Rusia itu memiliki tiga tiang layar, dua cerobong asap, serta menggunakan tenaga angin dan uap untuk berlayar. Kepastian berikutnya diperoleh sehari setelah penemuan itu setelah ditemukan nama kapal yang ditulis dalam huruf Cyrillic di buritannya.

Popular Mechanics mengutip Telegraph melaporkan kondisi buritan kapal amat buruk, begitu pula lambungnya yang terbelah. Namun, sebagian besar dek atasnya masih utuh. Lapisan baja di lambung kapal masih dalam kondisi cukup bagus sementara meriam, senapan mesin, jangkar, dan kemudi masih berada di tempatnya masing-masing.

Sementara itu, kotak-kotak besi dalam jumlah besar ditemukan di ruang penyimpanan. Diduga kuat kotak-kotak besi itu berisi emas, meski para penyelam belum berhasil membukanya. Kini operasi pengangkatan bangkai kapal itu dari dasar laut sedang dikerjakan bersama perusahaan dari China, Kanada, dan Inggris.

Jika perkiraan ini benar, maka Shinil Group harus mendonasikan 10 persen hasil temuan itu untuk membantu pembangunan Pulau Ulluengdo yang meski nyaris tak berpenduduk tetapi merupakan daerah tujuan wisata penting di Korea Selatan.

Sedangkan 10 persen lainnya harus diberikan kepada pemerintah Rusia sebagai pemilik kapal. Uang itu nantinya akan digunakan untuk membangun sejumlah proyek seperti jalur kereta api yang menghubungkan Korea Selatan dan Rusia dengan melintasi Korea Utara.

Dmitrii Donskoi adalah kapal penjelajah lapis baja Angkatan Laut Kekaisaran Rusia, bagian dari Armada Pasifik Rusia. Dibangun di St. Petersburg dan diluncurkan pada 1883, kapal memiliki empat senjata delapan inci, 14 senapan enam inci, dan empat tabung torpedo. Donskoi memiliki panjang 306 kaki bertenaga uap, didorong oleh boiler pembakaran batubara.

Kapal ini bertugas mengawal kapal angkut dan berada di bagian belakang konvoi saat dicegat armada Jepang yang lebih besar pada Mei 1905. Pencegatan itulah yang kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Pertempuran Tsushima yang berujung kekalahan Rusia.  Saat itu, sebanyak 21 dari 28 kapal Rusia tenggelam dan menewaskan 4.500 tentara. Sementara Jepang hanya kehilangan 3 kapal dan 117 tentara tewas.

Dmitrii Donskoi berhasil menyingkir dari pertempuran itu meski rusak parah. Kapal itu berusaha berlayar menuju pelabuhan Vladivostok, Rusia. Namun, sebelum tiba di kota pelabuhan itu, kapal-kapal perang Jepang kembali mencegat dan menembaki Dmitrii Donskoi.

Akibatnya 60 orang kru tewas dan 120 lainnya terluka, termasuk Kapten Ivan Lebedev yang kemudian memerintahkan untuk membuang sauh di lepas pantai Ulluengdo dan membawa pasukannya ke darat. Sehari kemudian kapal itu ditenggelamkan agar tak jatuh ke tangan Jepang. Sementara Kapten Lebedev akhirnya meninggal dunia karena lukanya yang terlalu parah.

Pada tahun 1904, Jepang menyerang kepemilikan Rusia di Timur Jauh dan Donskoi menghindari kontak musuh, bertindak sebagai penjarah perdagangan. Pada bulan Mei 1905, Donskoi mengambil bagian dalam Pertempuran Tsushima yang terkenal, yang merupakan kemenangan menentukan bagi Jepang. Setelah pertempuran kapal penjelajah yang rusak melarikan diri ke utara, dikejar oleh kapal-kapal Jepang. Sehari setelah pertempuran, perwira komandan kapal, Kapten First Rank Ivan Lebedev, mengusirnya dari pantai Ulleung dan mengevakuasi krunya ke pulau.

Meskipun Shinil Group mengklaim melihat apa yang dianggapnya sebagai “kotak harta karun” di antara reruntuhan, tampaknya tidak ada konfirmasi bahwa Donskoi benar-benar membawa harta yang dilaporkan. Selain pembayaran kepada pemerintah Rusia modern, janji salvagers untuk menginvestasikan uang lebih lanjut dalam jalur kereta api yang menghubungkan Korea Utara, Korea Selatan, dan Rusia.


0 Komentar