Sabtu, 17 Juni 2017 00:45 WIB

PSSI Benahi Kekeliruan Pengamanan Pertandingan

Reporter : Eggi Paksha Editor : Yusuf Ibrahim
Manajer Club Licensing Departemen PSSI, Tigor Shalom Boboy. (foto Esa/Tigapilarnews.com)

JAKARTA, Tigailarnews.com- Untuk meningkatkan kualitas pengamanan pertandingan dalam kompetisi Liga 1, PSSI menggelar Workshop Security Officer, 16-17 Juni di Hotel Park Lane, Jakarta.

Dalam kegiatan ini,  sebanyak 18 Security Officer (SO) atau klub-klub peserta Liga 1 yang hadir, mendapat pembekalan dari dua pakar bidang pengamanan pertandingan, yaitu Nugroho Setiawan dan Timmy Setiawan.

Nugroho Setiawan adalah anggota Komite Keamanan PSSI yang terdaftar di AFC. Sedangkan Timmi Setiawan merupakan FIFA and  AFC Stadium Safety and Security Officer.

Manajer Club Licensing Departemen PSSI, Tigor Shalom Boboy, menjelaskan pelaksanaan Workshop Security Officer adalah bagian dari program club licensing yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek profesionalitas klub peserta Liga 1. Diharapkan setelah mengikuti workshop para SO klub, dapat memahami fungsi, tugas dan wewenang mereka. Sehingga pengamanan pertandingan bisa berjalan dengan baik.

"Security Officer adalah sesuatu yang wajib. Setiap klub harus punya SO yang disahkan oleh PSSI. Bukan hanya labelnya saja. Bukan hanya tunjuk orang terus daftarkan sebagai SO. SO harus memenuhi standar kompetensi bidang sekuriti. Harus 
punya background tentara atau polisi, bisa juga orang yang memiliki kompetensi di bidang keamanan," kata Tigor kepada Tigapilarnews.com di Jakarta, Jumat (16/06/2017).

"Selama ini hanya punya SO tetapi kita tidak tahu backgroundnya apa dan kompetensinya seperti apa. Kalau terjadi keributan apa peran dia di situ," imbuhnya.

Tigor membeberkan, jika selama ini terjadi keributan, yang disalahkan justru Panpel. Seperti yang terjadi dalam pertandingan Bhayangkara FC lawan Persib Bandung dan Persija Jakarta kontra Perseru Serui di Stadion Patriot, Bekasi, belum lama ini.

Dikatakannya lagi, melalui workshop kali ini PSSI juga ingin memberi pencerahan bahwa fungsi, tugas dan tanggung jawab SO tidak hanya sebatas pertandingan.

"Lebih dari itu. Di beberapa negara SO punya tugas menjalin hubungan dengan siapapun di luar klub. Misalnya mau melakukan pertandingan away. SO harus berkoordinasi dengan tuan  rumah dan suporter," beber Tigor.

Tigor mengakui selama ini telah terjadi kekeliruan dalam praktik pengamanan pertandingan. Seringkali pihak kepolisian yang lebih berperan. Padahal jika mengacu pada standarisasi pengamanan yang benar, hal itu merupakan domainnya SO.

"Pengaman di dalam stadion sepenuhnya menjadi tugas dan wewenang SO. Sedangkan kepolisian domainnya wilayah di luar stadion dalam pengamanan publik," terangnya.

Untuk membangun koordinasi yang baik antara SO dengan kepolisian, ke depan PSSI akan menjalin kerjasama dengan Polri. "Sederhananya PSSI yang punya bolanya, kepolisian yang punya keamanan. Ke depan harus dirancang sebuah standar pengamanan pertandingan sepak bola. Ada SOP-nya," tuturnya.

"Karena sepak bola bukan lagi sekadar olahraga tetapi sudah menjadi sebuah bisnis. Nah, jangan sampai terjadi lagi seperti dalam pertandingan malam nanti Persija melawan Sriwijaya yang terpaksa harus digeser dari Satdion Patriot Bekasi ke Stadion Wibawa Mukti Cikarang. Karena sanksi pertandingan harus digelar tanpa penonton. Padahal disiarkan secara langsung oleh televisi. Ini kan kerugian materinya sangat besar," pungkasnya.(exe/ist)


0 Komentar