Senin, 25 November 2019 15:26 WIB

Jepang Disebut Tertarik Ikut Garap proyek LRT

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi proyek pembangunan LRT. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Nilai perdagangan Indonesia-Jepang dari tahun ke tahun terus meningkat.

Dari catatan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ) nilai perdagangan ke negeri Sakura itu naik dari USD 29,08 miliar pada 2016 menjadi USD 33,04 miliar pada 2017 dan naik lagi menjadi USD37,44 miliar pada 2018.

Pertumbuhan itu antara lain didorong oleh peningkatan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke pasar Jepang yaitu dari USD 13,21 miliar pada 2016 menjadi USD 14,69 miliar pada 2017 dan naik ke posisi USD 16,31 miliar pada 2018.

“Tren positif ini diharapkan terus berlangsung dengan pertumbuhan yang lebih baik,” kata Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ), Rachmat Gobel dalam keterangan tertulisnya.

Rachmat yang juga Wakil Ketua DPR RI itu menegaskan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Yosuo Fukuda bersama petinggi perusahaan Jepang dalam acara Indonesia-Japan Friendship Night. Dia menambahkan, kedatangan Fukuda, memberi angin yang lebih positif terhadap peningkatan ekonomi dan investasi Jepang di Indonesia.

Ini antara lain terlihat dari hasil pembicaraan delegasi Fukuda dengan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dalam pertemuan Fukuda dengan Wapres Ma’ruf Amin, dilakukan pembicaraan lanjutan pembangunan MRT tahap 2 dengan rute Thamrin-Ancol yang dijadwalkan mulai memasuki tahap lelang pada Februari 2020 mendatang.

"Dalam kesempatan itu, Fukuda juga menawarkan keikutsertaan Jepang dalam pembangunan LRT jalur Cikarang-Tangerang, dan pembangunan jalan tol untuk mendukung pembangunan proyek pelabuhan Palimanan," paparnya.

Sementara dalam pertemuan dengan rombongan Fukuda di Istana Merdeka, kata Rachmat, Presiden Jokowi menjelaskan mengenai pembangunan blok Masela, dan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur. Presiden juga berharap, Jepang dapat berperan dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di kawasan destinasi wisata yang tengah digalak seperti Danau Toba, Labuan Baju, Candi Borobudur dan Mandalika.

“Kita tentu perlu memberi apresiasi kepada delegasi yang dipimpin Fukuda ini karena merupakan delegasi luar negeri pertama yang diterima Presiden Jokowi. Ini sekaligus memberi harapan untuk peningkatan kerjasama ekonomi yang lebih baik lagi bagi kedua negara,” kata Rachmat.

Sampai saat ini, Jepang adalah investor kedua terbesar di Indonesia. Sepanjang 2016-2018 total investasi langsung dari berbagai perusahaan Jepang tercatat USD 15,35 miliar. Rachmat menegaskan, selain meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi, Indonesia juga perlu meningkatkan kerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia yang kini menjadi salah satu program prioritas Presiden Jokowi.

Untuk itu, PPIJ telah menyampaikan kepada Fukuda yang juga Ketua Japan Indonesia Association (Japinda) untuk mendorong kerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia ini. Dari hasil survey yang dilakukan setiap tahun oleh Japan Student Services Organization/JASSO terlihat bahwa, meski jumlah siswa Indonesia yang belajar di Jepang meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir yaitu mencapai 6.277 orang pada tahun 2018.

Namun, dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa, persentase masih sangatlah kecil. Indonesia tertinggal dari Vietnam yang telah mengirimkan 72.345 orang siswanya pada tahun 2018, padahal total populasi Vietnam hanya 96 juta jiwa.(ist)

 

0 Komentar