Senin, 11 November 2019 12:33 WIB

Penjahat Siber Incar Promo Belanja Online 11 November

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- peningkatan tajam dalam aktivitas penipuan di ruang lingkup e-commerce selama periode penjualan tertentu di negara-negara Asia, seperti Single's Day atau yang lebih dikenal sebagai promo 11 November.

Meskipun peringatan hari tersebut berasal dari China, kini menjadi relevan bagi para pengguna pasar elektronik di seluruh dunia. Promo dan penjualan pada musim sebelum liburan di platform global Asia disambut baik secara internasional.

Tak hanya konsumen yang antusias, tapi juga para scammers kini menargetkan para pengguna dalam berbagai bahasa.

Menurut seorang peneliti keamanan di Kaspersky, Andrey Kostin, momen 11 November menjadi waktu terbaik untuk berbelanja. Sebab diskon dan promosi diiklankan dengan baik kepada para pengguna, namun juga sekaligus menjadi momentum terbaik bagi para phisher dan spammer.

"Penipu pastinya akan menjadi lebih aktif selama periode ini. Dalam mengejar diskon besar dan penawaran terbatas, orang cenderung kehilangan kewaspadaan mereka dan sulit membedakan antara situs web phishing dengan yang sah," papar Kostin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (11/11/2019).

Peneliti Kaspersky mendeteksi lonjakan pada serangan phishing finansial sebelum penjualan 11 November pada tahun 2018. Jumlah rata-rata serangan phishing finansial mengalami fluktuasi sekitar 350.000 per hari di bulan Oktober. Kemudian, beberapa hari sebelum 11 November 2018, lonjakan serangan mencapai lebih dari 950.000.

Para peneliti juga mendapati serangan spam dan phishing serupa pada saat ini. Karena itu, mereka mendesak semua orang untuk berhati-hati dengan aktivitas pembeliannya.

Terlepas dari itu, para peneliti Kaspersky juga menemukan beberapa ancaman di aplikasi seluler yang disamarkan sebagai platform e-commerce populer. Beberapa toko yang memiliki penawaran khusus untuk tanggal 11 November secara umum memang cukup tinggi.

Sementara pada 2019, sebanyak 83% dari toko online menyamar sebagai marketplace Asia dan pada 2018 jumlahnya mencapai 93%.

"Konsumen tidak perlu khawatir asalkan mereka mengikuti aturan dasar dalam kebersihan keamanan siber dengan tepat. Selamat berbelanja dan menemukan penawaran terbaik tahun ini,” tandasnya.(ist)


0 Komentar