Rabu, 28 Agustus 2019 11:39 WIB

Khofifah Tambahan Keterampilan Lulusan SMK dan Perguruan Tinggi

Editor : Yusuf Ibrahim
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (27/8/2019). 


Pertemuan itu membahas beberapa kerjasama yang dianggap potensial. Di antaranya, pendidikan vokasi khususnya las bawah laut, kursus bahasa inggris bagi guru dan pesantren, penjajakan investasi energi terbarukan dan LRT serta kajian pengolahan limbah. 

Beberapa item sudah diikuti penandatangangan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan vokasi, kursus bahasa Inggris serta kajian pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, Khofifah, berharap dapat mendorong serta memperkuat kerja sama antara Pemprov Jatim dan Inggris di berbagai bidang terutama di bidang pendidikan dan investasi.

Menurut Khofifah, kerja sama pendidikan baik formal, informal dan non formal tersebut salah satunya dalam bentuk short course. Bahkan, sebutnya, kerjasama semacam ini pernah dilakukan antara Bristish Council dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang di antaranya diikuti para pengasuh pesantren usia muda yang sering dipanggil 'Gus' di Jatim.

“Kami berharap kerja sama pendidikan vokasi antara ITS dengan The Welding Institut akan memberikan tambahan keterampilan bagi anak muda di Jatim baik lulusan SMK maupun perguruan tinggi sehingga mereka memiliki skill dan kualifikasi seperti yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri,” kata dia.

Sementara itu, di bidang investasi dan perdagangan, Khofifah mengundang para investor Inggris untuk bisa berinvestasi di Jatim. Apalagi 29,4% PDRB Jatim ditumpu dari sektor industri sehingga Jatim sudah masuk kategori provinsi industri. 

“Kami punya banyak kawasan industri di antaranya Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) sebagai kawasan industri terintegrasi. Selain itu kami juga sudah memiliki Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) serta Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Untuk itu kami mengundang para investor untuk berinvestasi di Jatim,” jelas dia.

Lebih lanjut orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan, Inggris menyiapkan Rp50 triliun untuk investasi di Indonesia. Sebagian dari investasi tersebut untuk proyek tambahan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Jawa Barat dan dirinya berharap juga ke Jawa Timur. 

Pembangunan LRT di Jatim ini sebagai bagian pengembangan koneksivitas Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbangkertosusila). 

Selain itu, Dubes Inggris juga menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi solar panel dan pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik. 

“Ini menjadi salah satu solusi dari masalah sampah plastik di Jatim. Mereka juga akan menyiapkan energi terbarukan di Jatim melalui solar panel. Lebih lanjut kami akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan staf dari Kedubes serta Deputi Infrastruktur Kemenko Perekonomian,” jelas dia.

Sementara itu, Dubes Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins melihat potensi kerjasama antara Jatim dan Inggris melalui penandatanganan MoU tadi. Tidak hanya itu, banyak perusahaan atau investor yang tertarik berinvestasi di Jatim terutama di bidang energi dan pengolahan limbah beracun.

“Soal penanganan limbah beracun ini juga menjadi perhatian para ahli di Inggris, jadi kami harap kerjasama ini dapat meningkatkan kualitas hidup manusia,” kata dia.

Sedangkan di bidang pendidikan, kata dia, ada beberapa universitas di Inggris yang tertarik bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya tentang pendidikan teknik di Jatim. "Kami berharap penandatanganan kerjasama ini akan menjadi awal dari banyak kerja sama lain yang akan terjalin," pungkas dia.(ist)


0 Komentar