Sabtu, 04 Mei 2019 13:40 WIB

Demokrat dalam Pertimbangan Koalisi Jokowi

Editor : Yusuf Ibrahim
Jokowi bersama AHY. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pascapertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) isu Partai Demokrat merapat ke koaliasi Jokowi-Ma’ruf Amin pun muncul.

Meski begitu partai koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin menilai banyak hal yang harus dipertimbangan. Politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengatakan jika ada tambahan partai baru dalam koalisi harus dibicarakan kepada semua partai pendukung.

“Kan kita lihat ini bukan hanya PDIP, tapi semua partai yang masuk di koalisi Pak Jokowi. Nanti kita harus sama-sama bicara,” kata Puan di Istana Komplek Istana Negara.

Dia menilai pertemuan Jokowi-AHY jangan langsung diartikan sebagai pembahasan koalisi. Sebaliknya pertemuan keduanya patut disyukuri karena silaturahmi dapat terus terjalin. “Tapi kalau saya alhamdulilah silaturahmi itu tetap harus dilakukan,” tuturnya.

Puan menilai setelah dengan AHY, pertemuan dengan Prabowo Subianto pun terbuka. Untuk kemungkinan tersebut, dia menunggu tanggal 22 Mei 2019, yang mana penetapan hasil pemilu.

“Ya kemungkinan. Kita tunggu sampai tanggal 22. Tapi kalau bisa lebih cepat dari itu ya akan baik menurut saya. Apalagi ini jelang bulan Ramadan,” paparnya.

Politikus PDI Perjuangan lainnya, Pramono Anung mengatakan pertemuan Jokowi dan AHY merupakan bentuk silaturahmi untuk menyamakan persepsi dan meredakan ketegangan pascapemilu.

Menurutnya persoalan koalisi merupakan hak prerogatif presiden. “Ya politik itu kan dinamis, selalu bergerak. Mungkin tidak hanya berhenti pada Mas AHY mungkin lain-lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan jika melihat peta politik saat ini, dukungan untuk pemerintahan mendatang sudah cukup kuat. Pasalnya dukungan koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin sudah lebih dari 50%.

“Sehingga bayangan terhadap sistem pemerintahan yang kuat sudah ada di depan mata. Karena presiden dan partai pendukung utamanya pada koalisi yang sama,” jelasnya.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, tidak menanggapi secara jelas terkait kemungkinan Demokrat merapat.

Saat ditanyakan apakah ada pembicaraan terkait kemungkina Demokrat merapat ke koalisi, Airlangga hanya meminta untuk menunggu penetapan hasil pemilu oleh KPU. “Masih menunggu itu. Kita tunggu saja karena itu preogratif pak presiden,” katanya.

Dia juga menyambut baik pertemuan antara Jokowi dan AHY. Menurutnya hal tersebut bagian untuk menata perpolitikan Indonesia ke depan.

Selain itu hal ini juga akan meredekan tensi-tensi politik yang ada sekarang. “Saya rasa silaturahmi awal itu baik karena itu kita berharap menata politik ke depan, inikan tentu perlu dukungan parlemen yang kuat. Dan saat sekarang kan koalisi sudah sekitar 60%,” pungkasnya. 

Soal isu merapatnya Demokrat ke koalisi Jokowi, calon presiden (capres) 02 Prabowo Subianto langsung menjadwalkan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Seharusnya, Prabowo dijadwalkan bertemu SBY di National University Hospital (NUH), Singapura kemarin namun dijadwal ulang karena kepadatan agenda Prabowo sampai Minggu (5/5).

“Pertemuannya ditunda karena Pak Prabowo berangkat ke Aceh ada acara syukuran serta bertemu relawan, lalu besok ke Medan dan Minggu ke Padang,” kata Juru Bicara (Jubir) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, di Jakarta, kemarin.(sndo)


0 Komentar