Senin, 11 Maret 2019 10:41 WIB

Pidato Prabowo Dinilai Terkesan Memanipulasi Data dan Fakta

Editor : Yusuf Ibrahim
Prabowo Subianto. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Inas Nasrullah Zubir menanggapi pidato calon presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto tentang narkoba di Kampus UKRI pada Jumat (8/3/2019) lalu.

Menurut Inas, pidato Prabowo terkesan memanipulasi data dan fakta yang ada. Dalam pidatonya, Prabowo mengatakan bahwa jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai 5,9 juta pada 2015 lalu. Padahal, kata Inas, berdasar data Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah pengguna narkoba per tahunnya terus menurun hingga 2018.

"Enggak ada data dari 2016, 2017 dan 2018, padahal Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Diah Utami di Gedung BNN, pada tanggal 26 Juni 2018 mengatakan bahwa pengguna narkoba pada tahun 2017 adalah 3,5 juta orang!" ujar Inas, Minggu (10/3/2019).

Dia melanjutkan, lantas Prabowo membuktikan dirinya sebagai produsen hoaks dengan mengatakan bahwa kemungkinan 8 juta anak-anak Indonesia kena narkoba dan 10 tahun lagi 20 juta anak-anak Indonesia candu narkoba.

"Minimnya data dalam pidato Prabowo juga tampak ketika ia menyebut jumlah kartel narkoba internasional di Tanah Air. Mantan Pangkostrad itu mengatakan ada 72 kartel narkoba yang 'bermain' di Indonesia," jelas Ketua Fraksi Hanura ini.

Namun, kata Inas, hal itu terbantahkan oleh ucapan Komjen Pol Budi Waseso pada 2 Agustus 2016, ketika masih menjabat sebagai Kepala BNN. Kala itu, Buwas mengatakan bahwa pelaku penyelundupan sabu seberat 15 kilogram yang diamankan di Apartemen Mediterania Gajah Mada, Jakarta Barat, adalah bagian dari 72 jaringan internasional narkotika yang mengincar Indonesia sebagai tempat pemasaran.

"Jika keterangan Kepala BNN saja dimanipulasi sedemikian rupa demi kepentingan intrik politik Prabowo Subianto, maka apabila Indonesia dipimpin oleh politikus seperti itu, bisa jadi banyak lawan politiknya kelak yang dijebloskan ke penjara berdasarkan fakta dan data yang dimanipulasi juga!" tutup Inas.

Sebelumnya, Capres Prabowo Subianto dalam pidatonya memaparkan mengenai bahaya narkoba di Kampus Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) pada Jumat (8/3/2019). Dia menyebut dari data BNN ada 72 kartel narkoba masuk ke Indonesia.

Prabowo awalnya berbicara soal bahaya narkotika yang menggerogoti generasi muda Indonesia. Dia menyampaikan data BNN sampai tahun 2015.

"BNN sendiri mengatakan bahwa sampai 2015, pengguna narkoba itu 5,9 juta. Tapi enggak ada data dari 2016, 2017 dan 2018. Tapi kalau lihat kenaikan data penambahan sama, kemungkinan 8 juta. 8 juta anak-anak kita kena narkoba. Berarti bayangkan lebih besar dari penduduk Singapura. Kalau diteruskan 10 tahun lagi, bagaimana mau? 20 juta anak-anak kita candu narkoba," ujar Prabowo. 

Kemudian, Prabowo mengungkapkan bahwa saat ini ada 72 kartel narkoba masuk ke dalam negeri. Mantan Danjen Kopassus ini mengaku jumlah tersebut berdasarkan data yang dia terima dari BNN.

"Dari BNN sendiri, kepolisian, mengatakan ada 72 kartel internasional masuk Indonesia. Saya pakai semua data resmi, saya tidak ngarang, saya tidak berani bikin hoaks-hoaks," tandasnya.(sndo)


0 Komentar