Selasa, 26 Februari 2019 22:41 WIB

MCM Terus Tekad Jadi Pelopor Perekat Umat

Editor : Yusuf Ibrahim
Tausyiah Untuk Indonesia Maju Bersama KH Yusuf Mansur dan KH Gus Miftah. (foto istimewa)
JAKARTA, Tgapilarnews.com- Pengurus Besar Masyarakat Cinta Masjid (MCM) kembali membuat kegiatan sejuk di tengah masyarakat.
 
Kali ini, dengan menyelenggarakan Tausyiah Untuk Indonesia Maju Bersama KH Yusuf Mansur dan KH Gus Miftah. Dalam kesempatan yang juga akan dihadiri Dewan Pembina MCM, Budi Karya Sumadi tersebut, berlangsung di ICE BSD City, Kota Tangerang, Banten, Kamis (28/2/2019) pukul 15.00 WIB.
 
Ketua MCM, Wishnu Dewanto, menyampikan bahwa hal tersebut dalam rangka menjaga ukhuwah Islamiyah, mensyukuri keragaman dan perbedaan sebagai sebuah rahmat. Untuk itu, MCM terus bersinergi dengan para pengurus masjid, ulama-umaro. 
 
“Kami mendorong mereka menyampaikan pesan dakwah yang sejuk kepada masyarakat. Kami akan terus mengajak masyarakat dan merangkul semua potensi bangsa yang ada dengan cara menjaga fungsi dan citra masjid sebagai rumah ibadah dan menolak masjid dijadikan alat kepentingan politik,” papar Wishnu.
 
Dikatakannya lebih jauh, jelang Pemilu 2019 pihaknya meminta agar fungsi masjid sebagai sarana ibadah tidak dijadikan tempat memobilisasi umat untuk kepentingan salah satu capres yang dapat menimbilkan potensi memecah belah umat.
"Melalui kegiatan positif ini, MCM bertekad untuk menjadi pelopor dan perekat umat serta berdiri di depan dalam menjaga keutuhan bangsa dan NKRI menuju Indonesia maju", ungkap Wishnu.
 
Melalui gerakan tersebut, ia berharap rumah-rumah ibadah seperti masjid digunakan juga untuk menyebarkan rasa cinta terhadap Tanah Air. DenganDengan demikian, umat dapat menempatkan agamanya sebagai pembawa kesejahteraan atau rahmatan lil 'alamin.
 
Apalagi, sudah ada ketentuan-ketentuan supaya tidak menggunakan ruang-ruang publik untuk tujuan politik kekuasaan. Politik kekuasaan mampu mendiskreditkan dan menyerang lawan politik tertentu hingga membela kelompok politik sendiri.
 
Hal tersebut, juga termasuk dalam kegiatan pengajian tak patut jika disusupi kampanye politik. Terlebih tidak ada tempat substantif di dalam pengajian itu membahas atau menyinggung politik kekuasaan.
 
Sekali lagi ditegaskannya, harus dicegah kampanye politik di rumah-rumah ibadah. Pasalnya, masjid merupakan tempat yang suci sakral, makhluk Allah atau orang-orang beriman untuk menyembah Tuhan untuk berkomunikasi.
 
"Karena itu, seharusnya masjid jangan dirusak oleh hal-hal yang selalu tidak benar yang bersifat manipulatif politik yang merusak kesucian dan menjadikan masjid partisan politik," pungkasnya.(exe)

0 Komentar