Jumat, 22 Februari 2019 14:12 WIB

Bawaslu Didesak Bertindak soal Kampanye di Munajat 212

Editor : Yusuf Ibrahim
Munajat 212 di silang Monas. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai acara Munajat 212 yang digelar di silang Monas, Jakarta, Kamis 21 Februari malam bernuansa kampanye. 

"Hal itu dibuktikan dengan salam ‘dua jarinya’ Fadli Zon, orasinya Pak Zulkifli Hasan yang tendensius kampanye, serta hadirnya tokoh-tokoh yang mendukung Capres 02," ujar Ace dalam siaran pers, Jumat (22/2/2019).

Bagi tim Jokowi-Ma'ruf, kata Ace, kegiatan doa bersama sangat positif meski nuansa politisnya tak bisa dihindari. Namun jika doa bersama itu ternyata dipergunakan sebagai momentum untuk menyampaikan pesan-pesan politik, itu berarti sudah keluar dari tujuan awal.

Dengan nuansa seperti itu, kata dia, patut diduga munajat 212 merupakan bagian dari politisasi agama dan kampanye politik.

Apalagi penyelenggara acara tersebut merupakan tokoh-tokoh yang selama ini dikenal pendukung capres tertentu.

Politikus Partai Golkar itu menganggap kampanye politik boleh-boleh saja. Namun harus sesuai tempatnya. Terlebih semua pihak sudah tahu peraturannya. Di samping itu, masyarakat juga sudah cerdas dalam menilai acara-acara yang mengandung nuansa politik. 

"Saya kira Bawaslu harus bertindak sesuai dengan kewenangannya. Tak harus menunggu laporan karena Bawaslu DKI sendiri memantau langsung acara itu. Terlalu kentara bahwa acara itu berbau politik dengan yel-yel seperti kampanye," ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Ace, tim Jokowi-Ma'ruf juga mengutuk keras adanya tindakan intimidasi dan kekerasan terhadap salah seorang jurnalis yang meliput acara tersebut. 

Bagi Ace, apa pun kejadiannya, melakukan intimidasi dan merampas alat rekam wartawan merupakan tindakan yang dilarang. Peristiwa seperti itu sangat memperihatinkan bagi kebebasan pers dan perlindungan terhadap profesi wartawan.(ist)


0 Komentar