Selasa, 19 Februari 2019 12:06 WIB

Jokowi Komentari Bakal Dilapori Bawaslu

Editor : Yusuf Ibrahim
Jokowi bersama masyarakat. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo tampak santai menanggapi berbagai polemik yang muncul pascadebat. 

Salah satunya terkait rencana pelaporan atas dirinya kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Saat dimintai tanggapan atas pelaporan tersebut, mantan wali Kota Surakarta itu pun menjawabnya sambil bercanda.

“Ya, debat yang lalu saya dilaporkan. Kalau debat dilapori, engga usah debat aja . (Ini) debat kok. Dilaporkan, kok gimana ?” selorohnya sesuai acara Pelepasan Kontainer Ekspor Ke-250.000 di pabrik PT Mayora Indah Tbk, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, kemarin. 

Dia menilai dalam debat Minggu (17/2) tidak ada yang dilanggar. Menurutnya, jika dalam debat tersebut dirinya melanggar aturan, pasti akan diperingatkan. Apalagi para penyelenggara ada di lokasi debat. 

“Kan sudah ada Ketua Bawaslu dan Komisioner Bawaslu di situ. Ya, kalau-kalau kira-kira enggak anu (pas), pasti dibisikin. (Tapi) ndak kok,” tuturnya. 

Respons santai juga ditunjukkan Jokowi ketika dimintai tanggapan ada penggunaan earpiece. Dia mengaku heran ada fitnah-fitnah semacam itu. “Ada-ada aja sih ini. Fitnah-fitnah seperti itu jangan diterus-terusin lah. Ini polpen (sambil tunjukkan pulpen). Cek aja (sambil tunjukkan pulpen). Jangan buat isu, fitnah-fitnah yang enggak bermutu,” ungkapnya. 

Tuduhan penggunaan earpiece bermula seringnya Jokowi memegang telinganya. Jokowi pun kembali tertawa menanggapi tuduhan tersebut. “Pegang kuping enggak boleh toh? Oh, nanti tidak boleh pegang hidung,” katanya sambil tertawa. Dia menilai isu tersebut bukanlah hal yang substansial. 

Dia mengimbau agar tidak memfitnah degan ihwal yang tidak berguna. “Kalau data, boleh dikonfirmasi dengan kementerian. Kalau urusan yang enggak substansi, pulpen diurus, orang pegang kuping diurus. Gimana sih,” ucapnya. 

Sementara itu, berkaitan dengan data-data dalam debat yang dinilai tidak sesuai fakta, Jokowi mengatakan hal tersebut diperolehnya dari kementerian-kementerian terkait. Misalnya saja terkait dengan jumlah impor jagung yang berbeda dengan data BPS. 

Seperti diketahui menyebut 180.000, sementara data BPS sebanyak 700.000. “Ya, coba dicek saja. Bisa saja itu kuota, tapi tidak terealisasi hehe. Tolong diceklah. Dicek ke lapangan. Wong, kita ini menyampaikan data dari kementerian, bukan karangan saya sendiri. Itu saja,” tuturnya. 

Lalu, berkaitan dengan kebakaran hutan, mantan gubernur DKI Jakarta ini mengatakan bahwa pemerintah sudah berhasil mengatasinya selama tiga tahun ini. 

Dia mengatakan bahwa hal tersebut bukan berarti kebakaran sama sekali tidak terjadi. Menurutnya, sudah turun drastis kurang lebih 85%. “Artinya sekarang kan tidak ada yang namanya pesawat tidak bisa turun. Tidak bisa naik kayak dulu. Keluhan-keluhan di provinsi mengenai asap juga tidak ada. Keluhan dari negara tetangga dalam tiga tahun ini, Singapura dan Malaysia dalam tiga tahun ini dapat dikatakan tidak ada komplain,” jelasnya. 

Ditanyakan kebijakan impor beras, Jokowi mengatakan bahwa hal tersebut dila kukan unt uk cad angan strategis. Selain itu, juga untuk ihwal yang bersifat darurat seperti terjadi bencana dan gagal panen. 

Sementara itu, Direktur Materi dan Debat BPN PAS Sudirman Said menuturkan, kebohongan atau kesalahan data yang disampaikan oleh Jokowi tidak akan dibantah langsung pihaknya, melainkan oleh masyarakat.

“Tadi malam ketika Pak Jokowi mengatakan selama sekian tahun tidak ada konflik agraria, ketika beliau terus menyampaikan data-data lain, saya sudah membatin bahwa sebentar lagi akan ada counter, bukan dari kami, tapi dari masyarakat,” kata Sudirman di Media Center Prabowo-Sandi. 

Sementara itu, Komisioner KPU Wahyu Setiawan membantah tudingan netizen soal Jokowi memakai alat bantu dengar earpiece saat debat. Dia memastikan dua calon presiden tidak menggunakan alat bantu. “Capres 01 dan 02 tidak ada yang menggunakan alat bantu. Jadi clear seperti itu. Baik 01 maupun 02 tidak ada yang menggunakan alat bantu,” ucapnya. 

Menurutnya, apa yang digunakan Jokowi maupun Prabowo hanya clip on microphone, yang menempel di baju masing-masing calon dan penggunaannya saat sesi penyampaian visi-misi. 

“Saat penyampaian visi-misi pertama kali, tidak ada yang menggunakan mic. Artinya, yang menempel di pakaian, itu kedua calon presiden menggunakan,” ucapnya. 

Sementara itu, Komisioner Bawaslu Fritz Edward Siregar yang ikut hadir secara langsung menyaksikan debat tidak melihat ada pemakaian alat bantu komunikasi itu. Bawaslu, sambungnya, belum masuk ke dalam ranah tersebut. Saat ini pihaknya masih menyusun evaluasi jalannya debat.(ist)


0 Komentar