Sabtu, 02 Februari 2019 12:44 WIB

Sosok Wirausaha Millennial, Caleg DPRD Kota Pasuruan No.Urut 4 Partai Gerindra

Editor : A. Amir
Bilal Azhwaldo, ST.

Berangkat dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi norma-norma agama karena sejak lahir sudah berada dilingkungan pondok pesantren. Bertempat tinggal dijalan Jawa kawasan pondok pesantren 'Salafiah' semasa Alm. Kyai Hamid.

Bilal Azhwaldo lahir dikota Pasuruan di tanggal 1 Desember 1976, dari Bapak bernama Nawawi dan Ibu yang biasa dipanggil kak Ila. Dari 6 bersaudara, Bilal yang keempat.

Menamatkan pendidikan di SD Kebonsari tahun 1989 dan SMP negeri 5 tahun 1992, SMA negeri 3 tahun 1995, dan terakhir mencapai sarjana lengkap di Universitas Darul Ulum Jombang, angkatan 1997 di fakultas teknik mesin.

Salah satu teman Bilal semasa kecil adalah Habib Bakar Assagaf yang sekarang menjadi ulama terkenal dikota Pasuruan.

Dididik dengan lembut dan sangat islami oleh kedua orang tua. Sangat sederhana keinginan Orangtua Bilal yaitu harapannya agar anak-anaknya menjadi orang berguna dan diterima bagi siapa saja dimanapun kelak mereka berada. Karena dengan demikian, tidak sulit seorang untuk bisa makan dan mempertahankan kehidupannya karena semua orang bisa menerimanya. Dan tidak lupa selalu menghormati yang lebih tua, mengayomi yang muda sebagai sebuah pesan dari kedua orangtua Bilal kepada anak-anaknya.

Ibu Bilal sebagai Ibu rumah tangga, mengajarkan anak-anaknya untuk selalu menghormati yang lebih tua dan hidup secara sederhana. Bapak adalah pedagang dari usaha benang layang-layang di kota Pasuruan, suatu yang bagi pencinta layang-layang tidak ada yang tidak mengenalnya karena benang layang-layang yang dijual keluarga Bilal adalah benang merk 'Solo' kualitas benang terbaik untuk layang-layang dikota Pasuruan. Kedua orang tua Bilal memang sibuk, namun tetap memperhatikan anak-anaknya.

Sosok Ibu bagi seorang Bilal, Beliau selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Perhatian ibu yang begitu besarnya pada anak-anak itu menjadi motivasi tersendiri Bilal untuk berkarya di bidang apa yang sedang digeluti untuk selalu konsisten (Istiqomah).

Sedangkan arti kehadiran Bapak bagi Bilal sering memberi nasihat-nasihat bijak untuk memotivasi anaknya tentang bagaimana harus berlaku dalam hidup dan kehidupan ini. Sangat tegas dalam mengamalkan dan menegakkan 'Amar Makruf Nahi Mungkar' (Al'Amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-munkar) sebuah perintah untuk mengajak dan menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk, Mengasihi dan toleran kepada siapapun. Dalam keseharian Bapak Bilal memberi Huswatun Hasanah (mempraktekan contoh keteladan pada diri sendiri dahulu agar bisa diikuti oleh yang lain).

Mengajarkan dan ikut mempengaruhi sifat kepribadian Bilal untuk selalu mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri. Itulah yang mendorong Bilal untuk bisa memberi angin perubahan bagi kemajuan kota Pasuruan. Baik dari sisi tingkat pendidikan maupun buat pertumbuhan dan perkembangan dibidang ekonomi rakyat kota Pasuruan.

Dalam memperjuangkan (mengutamakan) pendidikan bagi seluruh warga kota Pasuruan sebagai skala prioritas tentang pentingnya pendidikan sekolah gratis dari tingkatan SD sampai SMA. Dengan berilmu, masyarakat akan lebih cerdas dalam menyikapi kemajuan zaman dan dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan teknologi saat ini.

Bilal memiliki motto 'Man Jadda Wajada' dalam hidupnya, yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Maka dari sejak kecil sudah tertanam upaya yang sungguh-sungguh baik dalam belajar menimba ilmu maupun dan berbisnis. Menjadi seorang yang berhasil dan berguna bagi hidup dan kehidupan, bukan hanya sekedar ucapan dibibir tapi perlu tekad yang membara untuk bisa meraihnya.

Seperti anak muda  pada umumnya, Bilal pun hijrah ke Jakarta tahun 2007 yang sekedar ingin mengetahui dan bisa menaklukan kerasnya kehidupan ibukota negara tercinta.

Melakoni hidup sebagai pedagang parfum di kota Jakarta suatu yang tidak mudah. Segalanya dengan perjuangan yang cukup keras tapi dengan pola kesederhanaan dan mensyukuri apa yang sudah diraih, menjadikan Bilal memahami secara lebih arif dan bijak. Bilal tidak pernah sekalipun merasa kecil hati dengan apa yang dijalaninya, malah dengan filosofi pedagang parfum yang menebar aroma bau semerbak yang enak dihirup bagi siapa saja yang dihampiri Bilal.

Memberi makna kehidupan yang bermanfaat bagi siapapun, membuat Bilal sangat mudah dalam pergaulan dan diterima disemua lapisan masyarakat.

Tahun 2018 lalu Bilal bergabung dipartai Gerindra untuk mewujudkan keinginannya mengubah wajah kota Pasuruan dengan menjadi Caleg DPRD kota Pasuruan dalam Pileg tahun 2019 Nomor urut 4.

Sebagai sosok yang berasal dari pedagang parfum, Bilal sangat peduli pada kegiatan wirausaha yang berbasis usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu roda penggerak perekonomian Indonesia. Hal itu juga yang akan menjadi agenda utama Caleg DPRD nomor urut 4 partai Gerindra ini untuk diperjuangkan  menjadi sentra wirausaha millennial dikota Pasuruan.

Memiliki Isteri yang bernama Endah Yuniarti dengan buah hati:

  1. Farell Athallah
  2. Noah Xavier Algae
  3. Mikhayla Azzahra

Sebagai pengagum bung Karno, Bilal selalu teringat akan slogan Proklamator Indonesia: "Beri Aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." artinya tidak cukup sekedar menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan dunia tapi lebih dari itu membawa pesan buat pemuda millennial untuk berakhlakul kharimah (pribadi mulia dan terpuji), cerdas, tangguh, memiliki visi misi, berwawasan luas, berintegritas dan semangat juang demi kemashalatan orang banyak. Semua itu akan mengharumkan nama keluarga, daerah tempat berasal dan pastinya bagi nusa dan bangsa.

Itulah secara singkat biografi mengenai perjalanan hidup sederhana seorang Bilal. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.


0 Komentar